Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Beredar Daftar Penceramah Radikal, Ustaz Abdul Somad dan Felix Siauw Masuk

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Beredar Daftar Penceramah Radikal, Ustaz Abdul Somad dan Felix Siauw Masuk

Pantau.com - Beredar tangkapan layar pesan WhatsApp daftar nama-nama penceramah yang terindikasi intoleran dan radikal. 

Tangkapan layar yang diunggah di akun Instagram Ustaz Felix Siauw itu memampang daftar 10 dengan tulisan 'Daftar Penceramah Intoleran dan Radikal. Hindari untuk Mendengarkan Apalagi Mengundang'.

Salah satu penceramah kondang yang masuk dalam daftar penceramah intoleran dan radikal yakni, Ustaz Abdul Somad (UAS). Selain itu ada eks Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Ismail Yusanto. Ada juga penceramah Hafidz Abdurahman.

Daftar yang beredar ini menempatkan Felix Siauw sebagai penceramah radikal nomor dua dari kelompok HTI.

"Tahun 2017, saya jadi tokoh radikal no. 2 setelah HaErEs, sekarang jadi no. 2 lagi. Kapan aku bisa jadi namber wan ya? ????????????" tulisnya.

"Tapi alhamdulilah, bisa bertahan di list sedjak 2017 ????????????" katanya.

Belum diketahui pihak mana yang mengeluarkan daftar nama-nama penceramah intoleran dan radikal itu. 


Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta kepada istri-istri anggota TNI-Polri untuk tidak mengundang penceramah radikal. 

Hal ini disampaikan Jokowi saat pembukaan Rapat Pimpinan TNI dan Polri Tahun 2022 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa, 1 Maret 2022.

"Makro, mikro harus kita urus juga. Tahu-tahu undang penceramah radika. Nah, hati-hati," ujar Jokowi.

Badan nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kemudian merespons pernyataan Jokowi itu. Menurut Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal Ahmad Nurwakhid, pernyataan Jokowi merupakan peringatan dan perhatian sejak dini untuk meningkatkan kewaspadaan nasional. 

Brigjen Ahmad Nurwakhid menilai radikalisme adalah proses tahapan menuju terorisme yang selalu memanipulasi dan mempolitisasi agama. Dia menyebut beberapa indikator penceramah radikal.

Pertama, mengajarkan ajaran yang anti-Pancasila dan pro-ideologi khilafah transnasional. Kedua, mengajarkan paham takfiri, yang mengkafirkan pihak lain yang berbeda paham maupun berbeda agama.

Ketiga, menanamkan sikap antipemimpin atau pemerintahan yang sah, dengan sikap membenci dan membangun ketidakpercayaan (distrust) masyarakat terhadap pemerintahan maupun negara melalui propaganda fitnah, adu domba, ujaran kebencian (hate speech), dan menyebarkan berita bohong (hoax).

Keempat, memiliki sikap eksklusif terhadap lingkungan maupun perubahan serta intoleransi terhadap perbedaan maupun keragaman (pluralitas). Kelima, biasanya memiliki pandangan antibudaya ataupun antikearifaan lokal keagamaan.

"Mengenali ciri-ciri penceramah jangan terjebak pada tampilan, tetapi isi ceramah dan cara pandang mereka dalam melihat persoalan keagamaan yang selalu dibenturkan dengan wawasan kebangsaan, kebudayaan, dan keragaman," ujar Ahmad Nurwakhid dalam keterangannya, Sabtu, 5 Maret 2022.

Penulis :
Aries Setiawan