Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ketentuan THR Lebaran 2022 Diputuskan, Ini Syarat Penerima dan Perhitungannya

Oleh St Fatiha Sakinah Ramadhani
SHARE   :

Ketentuan THR Lebaran 2022 Diputuskan, Ini Syarat Penerima dan Perhitungannya

Pantau.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziah, telah memutuskan ketentuan Tunjangan Hari Raya (THR), bersamaan dengan ramainya THR ini dibahas oleh masyarakat pekerja di bulan Ramadan ini.

Surat Edaran (SE) dengan nomor M/1/HK0.4/IV/2022 yang mengatur pelaksanaan pemberian THR Keagamaan tahun 2022 bagi pekerja/buruh di perusahaan telah diterbitkan oleh Menaker.

Surat Edaran ini ditujukan kepada para gubernur di seluruh Indonesia.

SE tersebut berbunyi “Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan juncto Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan, mempersembahkan THR Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja/buruh.”

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian THR sebagai berikut:

1. THR Keagamaan diberikan kepada:

a. Pekerja/buruh yang telah memiliki masa kerja satu bulan secara terus menerus atau lebih.

b. Pekerja/buruh yang memiliki hubungan kerja dengan pengusaha berdasarkan perjanjian kerja tidak tertentu atau perjanjian waktu tertentu.

2. Besaran THR Keagamaan diberikan sebagai berikut:

a. Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan secara terus menerus atau lebih, diberikan sebesar satu bulan upah.

b. Bagi pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja satu bulan secara terus menerus tetapi kurang dari dua belas bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan: masa kerja dibagi 12, dikali satu bulan upah.

3. Bagi pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, upah satu bulan dihitung sebagai berikut:

a. Pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja dua belas bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

b. Pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja kurang dari dua belas bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja.

4. Bagi pekerja/buruh yang upahnya ditetapkan berdasarkan satuan hasil maka upah satu bulan dihitung berdasarkan upah rata-rata dua belas bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

5. Bagi perusahaan yang menetapkan besaran nilai THR Keagamaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai THR Keagamaan sebagaimana nomor 2 di atas maka THR Keagamaan yang dibayarkan kepada pekerja/buruh sesuai dengan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, atau kebiasaan yang telah dilakukan.

6. THR Keagamaan wajib diberikan paling lambat tujuh hari sebelum hari raya keagamaan.

SE Menaker tersebut mengimbau perusahaan yang mampu, untuk memberikan THR keagamaan lebih awal dan juga mengimbau para gubernur untuk mendorong perusahaan di wilayahnya, agar pelaksanaan pemberian THR berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sementara itu, SE tersebut menuliskan “untuk mengantisipasi timbulnya keluhan dalam pelaksanaan pembayaran THR Keagamaan, masing-masing provinsi membentuk Pos Komando Satuan Tugas (Posko Satgas) Ketenagakerjaan Pelayanan Konsultasi dan Penegakan Hukum Tunjangan Hari Raya Tahun 2022 yang terintegrasi melalui website https://poskothr.kemnaker.go.id.”

Penulis :
St Fatiha Sakinah Ramadhani