Pantau - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan selama 5 tahun terakhir penanganan banjir di Jakarta meningkat secara signifikan. Ia membandingkan dengan tahun 2015, yang saat itu dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas. Kapasitas tampungan drainase DKI Jakarta berkisar 100-150 mm/hari. Maka, apabila turun hujan dengan curah di bawah 100 mm/hari kita harus memastikan Jakarta aman," ucap Anies dalam siaran pers Pemprov DKI, Minggu (9/10/2022).
Anies mengatakan surutnya banjir tercatat lebih cepat dari kejadian banjir di tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang terjadi pada tahun 2015, di mana curah hujan yakni 277 mm/hari yang mana lebih rendah daripada tahun 2020 yakni 377 mm/hari.
Hal serupa juga disebutnya terjadi pada 2007. Kala itu, hujan ekstrem dengan curah hujan tercatat 340 mm/hari, jumlah RW yang tergenang sebanyak 955 RW dan 270.000 lebih warga mengungsi.
Pada tahun 2020 sebanyak 390 RW tergenang dan 36.000 warga mengungsi. Ia mengatakan bahwa hal ini menandakan dampak banjir di Jakarta semakin terkendali.
"Sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas. Kapasitas tampungan drainase DKI Jakarta berkisar 100-150 mm/hari. Maka, apabila turun hujan dengan curah di bawah 100 mm/hari kita harus memastikan Jakarta aman," ucap Anies dalam siaran pers Pemprov DKI, Minggu (9/10/2022).
Anies mengatakan surutnya banjir tercatat lebih cepat dari kejadian banjir di tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang terjadi pada tahun 2015, di mana curah hujan yakni 277 mm/hari yang mana lebih rendah daripada tahun 2020 yakni 377 mm/hari.
Hal serupa juga disebutnya terjadi pada 2007. Kala itu, hujan ekstrem dengan curah hujan tercatat 340 mm/hari, jumlah RW yang tergenang sebanyak 955 RW dan 270.000 lebih warga mengungsi.
Pada tahun 2020 sebanyak 390 RW tergenang dan 36.000 warga mengungsi. Ia mengatakan bahwa hal ini menandakan dampak banjir di Jakarta semakin terkendali.
- Penulis :
- renalyaarifin
