
Pantau - Komnas HAM mendapatkan informasi bahwa gas air mata yang ditembakkan saat tragedi Kanjuruhan suda kedaluwarsa. Polri memastikan kini pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut.
"Tim masih bekerja. Jika ada perkembangan akan di-update," ujar Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Nurul Azizah, Senin (10/10/2022).
Nurul menjelaskan Polri tentu akan mengusut tuntas kasus ini sesuai komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Data terakhir, sebanyak 131 korban meninggal dunia di kasus ini.
"Komitmen Kapolri untuk usut tuntas kasus tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, Komnas HAM mendapatkan informasi bahwa gas air mata yang ditembakkan polisi saat tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata yang sudah kedaluwarsa. Kini, Komnas HAM tengah mencari tahu lebih lanjut fakta soal gas yang bikin sesak napas dan mata perih itu.
Berdasarkan informasi yang didapat Komnas HAM, gas air mata itu dibikin pada 2016 dan kedaluwarsa pada 2019.
Satu hal yang sudah dipastikan oleh Komnas HAM, gas air mata berperan vital dalam tragedi 1 Oktober 2022 di Malang, Jawa Timur, itu. Peristiwa itu mengakibatkan setidaknya 131 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka. [Laporan: Kiki]
"Tim masih bekerja. Jika ada perkembangan akan di-update," ujar Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Nurul Azizah, Senin (10/10/2022).
Nurul menjelaskan Polri tentu akan mengusut tuntas kasus ini sesuai komitmen Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Data terakhir, sebanyak 131 korban meninggal dunia di kasus ini.
"Komitmen Kapolri untuk usut tuntas kasus tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, Komnas HAM mendapatkan informasi bahwa gas air mata yang ditembakkan polisi saat tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata yang sudah kedaluwarsa. Kini, Komnas HAM tengah mencari tahu lebih lanjut fakta soal gas yang bikin sesak napas dan mata perih itu.
Berdasarkan informasi yang didapat Komnas HAM, gas air mata itu dibikin pada 2016 dan kedaluwarsa pada 2019.
Satu hal yang sudah dipastikan oleh Komnas HAM, gas air mata berperan vital dalam tragedi 1 Oktober 2022 di Malang, Jawa Timur, itu. Peristiwa itu mengakibatkan setidaknya 131 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya luka-luka. [Laporan: Kiki]
- Penulis :
- renalyaarifin