
Pantau - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Brebes mengganti uang sewa ambulans yang memasang tarif Rp6 juta terhadap tujuh santri korban gempa Cianjur.
Sekretaris Daerah (Sekda) Brebes, Djoko Gunawan menuturkan, Pemkab Brebes langsung membantu keluarga santri korban gempa Cianjur tersebut. Awalnya, Pemkab hendak komplain ke Pemkab Cianjur, namun ternyata ambulans yang dipakai berasal dari sebuah yayasan di Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Ambulans Pasang Tarif Rp6 Juta Angkut Tujuh Santri Korban Gempa Cianjur Disorot PBNU
"Ini memprihatinkan. Sempat mau komplain ke Pemkab Cianjur, tapi ternyata itu mobil yayasan," kata Djoko, Rabu (23/11/2022).
Pemkab Brebes akhrinya memutuskan mengganti biaya sewa ambulans Rp6 juta. Anggaran tersebut diambil dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan langsung diserahkan ke keluarga korban.
"Uang sewa ambulansnya kita ganti. Mereka sangat butuh karena mungkin ada acara tahlilan atau keperluan lain. Kita melibatkan Baznas dan sudah diserahkan," jelas Djoko.
Baca juga: JK Soroti Pengaturan Relawan di Lokasi Pengungsian Gempa Cianjur
Diberitakan sebelumnya, tujuh santri asal Brebes, Jateng, menjadi korban gempa 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tiga dari tujuh santri itu dilaporkan tewas dan diangkut dengan satu ambulans bertarif Rp6 juta.
Ketujuh santri ini diangkut dengan ambulans jenis APV Luxury berpelat nomor B-1901-SIX ke Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Jateng. Selain tujuh santri, ada pula satu penumpang bernama Mualimin (42), keluarga salah satu korban.
Mualimin bercerita ketika ia terpaksa menggunakan satu ambulan lantaran tarifnya mahal. Tadinya, Mualimin berencana membawa tujuh santri ini dengan tiga ambulans. Tapi niatnya itu dibatalkan.
“Tadinya mau pakai tiga unit, tapi dimintai Rp 18 juta. Siapa nanti yang akan bayar, jadi saya putuskan pakai satu mobil saja, jadi cuma bayar Rp 6 juta,” ungkap Mualimin, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Gempa Susulan Magnitudo 3,9 Kembali Guncang Cianjur
Biaya ambulans Rp6 juta itu dibebankan kepada keluarga para korban secara patungan. Menurutnya, tarif yang dipatok cukup memberatkan. Pasalnya, keluarga korban ini masuk kategori keluarga tidak mampu.
“Daripada harus bayar Rp 18 juta untuk tiga mobil, mending satu saja, Rp 6 juta. Itu pun cukup memberatkan karena keluarga korban tidak mampu,” jelasnya.
Soal biaya ambulans ini, Kepala Desa Banjarsari, Armas, menimpali biaya yang dibebankan terlalu mahal. Menurutnya, para korban seharusnya dibebaskan semua biaya, termasuk ambulans.
“Jika tahu harus bayar Rp 6 juta mending pakai mobil (ambulans) desa. Bisa bawa orang banyak juga, gratis lagi,” ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Brebes, Djoko Gunawan menuturkan, Pemkab Brebes langsung membantu keluarga santri korban gempa Cianjur tersebut. Awalnya, Pemkab hendak komplain ke Pemkab Cianjur, namun ternyata ambulans yang dipakai berasal dari sebuah yayasan di Depok, Jawa Barat.
Baca juga: Ambulans Pasang Tarif Rp6 Juta Angkut Tujuh Santri Korban Gempa Cianjur Disorot PBNU
"Ini memprihatinkan. Sempat mau komplain ke Pemkab Cianjur, tapi ternyata itu mobil yayasan," kata Djoko, Rabu (23/11/2022).
Pemkab Brebes akhrinya memutuskan mengganti biaya sewa ambulans Rp6 juta. Anggaran tersebut diambil dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan langsung diserahkan ke keluarga korban.
"Uang sewa ambulansnya kita ganti. Mereka sangat butuh karena mungkin ada acara tahlilan atau keperluan lain. Kita melibatkan Baznas dan sudah diserahkan," jelas Djoko.
Baca juga: JK Soroti Pengaturan Relawan di Lokasi Pengungsian Gempa Cianjur
Diberitakan sebelumnya, tujuh santri asal Brebes, Jateng, menjadi korban gempa 5,6 magnitudo di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Tiga dari tujuh santri itu dilaporkan tewas dan diangkut dengan satu ambulans bertarif Rp6 juta.
Ketujuh santri ini diangkut dengan ambulans jenis APV Luxury berpelat nomor B-1901-SIX ke Desa Banjarsari, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, Jateng. Selain tujuh santri, ada pula satu penumpang bernama Mualimin (42), keluarga salah satu korban.
Mualimin bercerita ketika ia terpaksa menggunakan satu ambulan lantaran tarifnya mahal. Tadinya, Mualimin berencana membawa tujuh santri ini dengan tiga ambulans. Tapi niatnya itu dibatalkan.
“Tadinya mau pakai tiga unit, tapi dimintai Rp 18 juta. Siapa nanti yang akan bayar, jadi saya putuskan pakai satu mobil saja, jadi cuma bayar Rp 6 juta,” ungkap Mualimin, Selasa (22/11/2022).
Baca juga: Gempa Susulan Magnitudo 3,9 Kembali Guncang Cianjur
Biaya ambulans Rp6 juta itu dibebankan kepada keluarga para korban secara patungan. Menurutnya, tarif yang dipatok cukup memberatkan. Pasalnya, keluarga korban ini masuk kategori keluarga tidak mampu.
“Daripada harus bayar Rp 18 juta untuk tiga mobil, mending satu saja, Rp 6 juta. Itu pun cukup memberatkan karena keluarga korban tidak mampu,” jelasnya.
Soal biaya ambulans ini, Kepala Desa Banjarsari, Armas, menimpali biaya yang dibebankan terlalu mahal. Menurutnya, para korban seharusnya dibebaskan semua biaya, termasuk ambulans.
“Jika tahu harus bayar Rp 6 juta mending pakai mobil (ambulans) desa. Bisa bawa orang banyak juga, gratis lagi,” ujarnya.
- Penulis :
- khaliedmalvino