
Pantau - PT Angkasa Pura II (AP II) menyiapkan rencana tanggap darurat (emergency response plan) sebagai antisipasi cuaca ekstrem di Tanah Air. VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro menjelaskan, keselamatan dan keamanan penerbangan menjadi fokus utama perusahaan serta seluruh stakeholder.
"Sebagai bentuk kesiagaan, bandara-bandara AP II siap mengaktifkan emergency response plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan dan tidak kami harapkan terkait keselamatan penerbangan," ujarnya, Rabu (28/12/2022).
Prosedur emergency response plan, di antaranya adalah pengaktifan emergency operation center sebagai lokasi terpusat bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat.
Koordinasi di emergency operation center bakal melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus, yakni safety issue team dan safety action group.
"Pembentukan safety action group melibatkan stakeholder di bandara, seperti maskapai dan instansi terkait, yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR, dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat," kata Cin Asmoro.
Ia mengatakan, secara berkala AP II melakukan pengecekan terhadap keandalan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara.
Di lain sisi, AP II dan stakeholder juga secara rutin melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan.
"Sisi udara dan darat menjadi prioritas. Di sisi udara dilakukan inspeksi terhadap runway, taxiway, apron, serta fasilitas sisi udara. Pengecekan dilakukan juga terhadap sistem drainase bandara," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan potensi hujan dengan intensitas signifikan pada 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah, yakni Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. [Laporan: Kiki]
"Sebagai bentuk kesiagaan, bandara-bandara AP II siap mengaktifkan emergency response plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kami inginkan dan tidak kami harapkan terkait keselamatan penerbangan," ujarnya, Rabu (28/12/2022).
Prosedur emergency response plan, di antaranya adalah pengaktifan emergency operation center sebagai lokasi terpusat bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat.
Koordinasi di emergency operation center bakal melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus, yakni safety issue team dan safety action group.
"Pembentukan safety action group melibatkan stakeholder di bandara, seperti maskapai dan instansi terkait, yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR, dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat," kata Cin Asmoro.
Ia mengatakan, secara berkala AP II melakukan pengecekan terhadap keandalan infrastruktur dan fasilitas di sisi udara.
Di lain sisi, AP II dan stakeholder juga secara rutin melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan.
"Sisi udara dan darat menjadi prioritas. Di sisi udara dilakukan inspeksi terhadap runway, taxiway, apron, serta fasilitas sisi udara. Pengecekan dilakukan juga terhadap sistem drainase bandara," jelas dia.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan potensi hujan dengan intensitas signifikan pada 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah, yakni Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. [Laporan: Kiki]
- Penulis :
- renalyaarifin