
Pantau.com - Sebagai bakal calon petahana, elektabilitas presiden Joko Widodo masih di atas rivalnya, Prabowo Subianto. Meski begitu Prabowo dinilai masih bisa mengejar dukungan dar kantong suara Jokowi hingga menjelang pemilu nanti.
"Satu catatan buat Pak Jokowi, belajar dari pemilu 2014, Jokowi juga unggul jauh saat awal kompetisi dibandingkan Prabowo. Namun diakhir Pak Prabowo mampu mengejar," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby dalam sesi wawancara di kawasan Jakarta Timur, Selasa (21/8/2018).
Baca juga: Sandiaga Mengaku Siap Klarifikasi Soal Mahar Rp500 Miliar ke Bawaslu
Dalam waktu delapan bulan menjelang pemilihan presiden, menurut Adjie, pasangan Prabowo-Sandi bisa melakukan manuver dengan melemparkan banyak isu yang dituju untuk mengkritik pasangan petahana dan menurunkan elektabilitasnya.
"Oleh karena itu Pak Jokowi juga harus hati-hati dan merumuskan formulasi yang tepat. Sehingga mampu menjaga jarak elektabilitas dengan Prabowo," ucapnya.
Baca juga: Airlangga Jadi Timses Jokowi-Ma'ruf, Bagaimana Tugasnya sebagai Menperin?
Berdasarkan survei yang dilakukan LSI Denny JA pada 12-19 Agustus lalu, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 52.2 persen. Sementara Prabowo-Sandiaga 29.5 persen.
Selisih elektabilitas keduanya mencapai 22.7 persen. Adjie mengatakan perlu dilakukan gebrakan besar dari koalisi kubu Prabowo untuk mendongkrak elektabilitas.
"Gebrakan besar itu dari sisi isu. Harus ada isu yang sifatnya memang menyentuh pemilih mayoritas kemudian kedua strategi pemenangannya juga harus 2-3 kali lipat dibanding Jokowi, mesin partainya juga 2-3 kali lipat dari Jokowi," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N