Pantau - Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengatakan tidak ada pelecehan terhadap Putri Candrawathi di Magelang, melainkan perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Yosua Hutabarat. Pengacara Putri Candrawathi, Arman Hanis membantah tuntutan jaksa.
"Kamu sangat menyayangkan tuntutan JPU. Asumsi-asumsi yang dimunculkan di dakwaan diperparah dengan tuduhan yang tidak berdasar," kata Arman Hanis kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Dirinya menuding tuntutan itu didasari hasil uji kebohongan atau poligraf. Dia mengatakan jaksa mengabaikan keterangan saksi ahli psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani.
"Ini hanya didasarkan pada hasil poligraf yang cacat hukum dan bertentangan dengan dua alat bukti yang dihadirkan oleh JPU," katanya.
Arman menilai keterangan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual dapat dipercaya. Dirinya juga menyinggung keterangan saksi yang memperkuat tudingan adanya pelecehan seksual.
"Hasil pemeriksaan psikologi forensik tersebut yang ditegaskan ahli justru mengatakan bahwa keterangan Bu Putri tentang adanya kekerasan seksual layak dipercaya atau bersesuaian dengan tujuh indikator keterangan yang kredibel," ucap Arman.
"Keterangan dua orang saksi juga menerangkan kondisi Bu Putri yang pingsan di luar kamar setelah kejadian, yaitu Susi dan Kuat. Bahkan, kesaksian Richard Eliezer juga mengatakan Bu Putri menelepon dalam keadaan menangis dan meminta Ricky dan Richard kembali ke rumah," sambungnya.
Sebelumnya, jaksa mengatakan tidak ada pelecehan yang dialami Putri Candrawathi melainkan perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Yosua. Jaksa juga mengungkit soal 'Duri dalam Rumah Tangga' yang dikatakan Kuat Ma'ruf.
"Kamu sangat menyayangkan tuntutan JPU. Asumsi-asumsi yang dimunculkan di dakwaan diperparah dengan tuduhan yang tidak berdasar," kata Arman Hanis kepada wartawan, Senin (16/1/2023).
Dirinya menuding tuntutan itu didasari hasil uji kebohongan atau poligraf. Dia mengatakan jaksa mengabaikan keterangan saksi ahli psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia, Reni Kusuma Wardhani.
"Ini hanya didasarkan pada hasil poligraf yang cacat hukum dan bertentangan dengan dua alat bukti yang dihadirkan oleh JPU," katanya.
Arman menilai keterangan Putri Candrawathi soal pelecehan seksual dapat dipercaya. Dirinya juga menyinggung keterangan saksi yang memperkuat tudingan adanya pelecehan seksual.
"Hasil pemeriksaan psikologi forensik tersebut yang ditegaskan ahli justru mengatakan bahwa keterangan Bu Putri tentang adanya kekerasan seksual layak dipercaya atau bersesuaian dengan tujuh indikator keterangan yang kredibel," ucap Arman.
"Keterangan dua orang saksi juga menerangkan kondisi Bu Putri yang pingsan di luar kamar setelah kejadian, yaitu Susi dan Kuat. Bahkan, kesaksian Richard Eliezer juga mengatakan Bu Putri menelepon dalam keadaan menangis dan meminta Ricky dan Richard kembali ke rumah," sambungnya.
Sebelumnya, jaksa mengatakan tidak ada pelecehan yang dialami Putri Candrawathi melainkan perselingkuhan antara Putri Candrawathi dengan Yosua. Jaksa juga mengungkit soal 'Duri dalam Rumah Tangga' yang dikatakan Kuat Ma'ruf.
- Penulis :
- renalyaarifin
