Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Jokowi Soroti Peringatan Dini Bencana Masih Lelet!

Oleh khaliedmalvino
SHARE   :

Jokowi Soroti Peringatan Dini Bencana Masih Lelet!
Pantau - Presiden Joko Widodo (Jokwi) menyoroti betapa leletnya peringatan dini bencana di Indonesia. Jokowi pun menegaskan, peringatan dini bencana perlu terus ditingkatkan.

Hal tersebut dibongkar Jokowi saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Bencana (PB) di Jakarta yang ditayangkan secara langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/3/2023).

Mulanya, Jokowi menyinggung soal tanggap darurat bencana. Jokowi menyebut, semua pihak baru sibuk saat bencana terjadi. Padahal tanggap darurat bencana dinilai penting untuk meminimalisir korban dan kerugian.

"Yang saya liat kita ini masih sering sibuk di tahap tanggap darurat pas terjadi bencana. Padahal yang namanya pra bencana, tahap pra bencana itu jauh lebih penting. Bagaimana menyiapkan masyarakat, bagaimana mengedukasi masyarakat, bagaimana memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk langkah-langkah antisipasi, itu harus jadi prioritas untuk meminimalisasi korban maupun kerugian," kata Jokowi.

Jokowi lalu menyinggung sistem peringatan dini yang dinilainya masih sering terlambat. Termasuk edukasi ke masyarakat terkait skenario evakuasi saat terjadi bencana. Jokowi menilai hal itu masih diabaikan.

"Yang pertama penting itu peringatan dini, ini sering masih kita terlambat peringatan dini. Yang kedua mengedukasi masyarakat, latihan dan lain-lain harus dilakukan. Skenario harus juga disiapkan. Kalau pas terjadi misalnya gunung berapi larinya ke mana, kalau pas ada gempa bumi larinya ke mana. Seperti ini secara detail yang sering kita abai," ujarnya.

"Pas ada bencananya kita pontang panting, begitu sudah rampung ya rampung. Lupa bahwa yang namanya pra bencana itu penting, memberikan edukasi pelatihan penting. Sehingga masyarakat tahu ke mana akan lari, kemana akan berlindung," lanjut Jokowi.

Jokowi juga menyoroti konstruksi tata ruang. Jokowi meminta pihak terkait untuk tidak memberikan izin masyarakat untuk membangun rumah di daerah rawan bencana.

"Ketiga terkait tata ruang dan konstruksi. Dinas-dinas utamanya dinas PU daerah, Bappeda harus betul-betul menyiapkan jangan sampai terjadi, karena itu selalu terulang," ujarnya.

Jokowi mengambil contoh daerah Palu yang kerap terjadi gempa di titik yang sama. Namun, masih ada saja masyarakat yang membuat perumahan di titik tersebut.

"Misalnya di Palu. ada satu desa atau satu kecamatan yang setiap 20 tahun, 50 tahun selalu berulang gempa dari situ. Selalu titiknya sama. Tetapi tetap masih dibangun perumahan di situ. Keliru apa keliru? sudah jelas-jelas, begitu juga untuk tanah longsor. Tempat-tempat yang kita tahu tanahnya rawan, tanah longsor masih diberikan izin untuk mendirikan bangunan. Hati-hati mengenai ini," ucapnya.
Penulis :
khaliedmalvino