
Pantau - Pengamat komunikasi politik Andre Fransisco Renyut menilai, klarifikasi yang disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sedianya ada hal yang patut dicurigai.
"Yang pasti adalah bahwa klarifikasi beliau di media sosial menurut saya ada hal yang patut dicurigai. Mulai dari cara Menkeu Sri Mulyani mengkomunikasikannya dengan netizen, bahkan kecepatan dalam tanggapan beliau terkait serangan ini," ujar Andre kepada Pantau.com, Jumat (10/3/2023).
Pasalnya, netizen sempat meramaikan khazanah media sosial dengan tagar #SriMulyaniMundur dan #MenkeuBobrok. Menurut Andre, klarifikasi Sri Mulyani ini disebut-sebut sebagai bentuk kepanikan.
"Entah netizen melihat klarifikasi tersebut merupakan bentuk kepanikan atau memang beliau ingin bersifat terbuka dan transparan terkait hal ini," katanya.
Andre menambahkan, ada baiknya untuk menunggu hasil akhir Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak pada akhir Maret 2023 ini, apakah lebih dari 13 ribu pegawainya di Kemenkeu akan melaporkan atau tidak.
"Karena seperti kata Menkeu, batas akhir laporan SPT itu 31 Maret 2023," tuturnya.
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani pertanyakan hasil temuan Mahfud MD terkait adanya transaksi janggal senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sri Mulyani menyebut baru hari ini menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai transaksi tersebut.
Sri Mulyani mengaku sempat berkomunikasi dengan Mahfud Md dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. Sebelumnya, Mahfud mengungkapkan adanya transaksi janggal tersebut.
“Iya tadi saya juga berkomunikasi sama Pak Mahfud dan Pak Ivan ya dari PPATK pertama surat itu baru saya terima tadi pagi. Mengenai 300 triliun terus terang saya tidak lihat di dalam surat itu nggak ada angkanya, jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya,” kata Sri Mulyani di KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Sri Mulyani terus berkomunikasi dengan Mahfud dan Ivan Yustiavandana. Lalu, Dia mempertanyakan cara perhitungan temuan Rp300 triliun tersebut.
“Nanti saya akan kalau kembali lagi ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud dan juga Pak Ivan (PPATK) angkanya tuh dari mana sehingga saya juga bisa punya informasi yang sama dengan Anda semuanya media dan masyarakat,” ungkapnya.
Sri Mulyani pun mengaku sempat bertanya kepada Kepala PPATK mengenai cara perhitunganya.
“Tentu saya tanya kepada Pak Ivan cara menghitungnya gimana datanya seperti apa karena di dalam surat yang disampaikan ke saya yang dalam hal ini ada lampirannya 36 halaman nggak ada satu pun angka,” tutur dia.
"Yang pasti adalah bahwa klarifikasi beliau di media sosial menurut saya ada hal yang patut dicurigai. Mulai dari cara Menkeu Sri Mulyani mengkomunikasikannya dengan netizen, bahkan kecepatan dalam tanggapan beliau terkait serangan ini," ujar Andre kepada Pantau.com, Jumat (10/3/2023).
Pasalnya, netizen sempat meramaikan khazanah media sosial dengan tagar #SriMulyaniMundur dan #MenkeuBobrok. Menurut Andre, klarifikasi Sri Mulyani ini disebut-sebut sebagai bentuk kepanikan.
"Entah netizen melihat klarifikasi tersebut merupakan bentuk kepanikan atau memang beliau ingin bersifat terbuka dan transparan terkait hal ini," katanya.
Andre menambahkan, ada baiknya untuk menunggu hasil akhir Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak pada akhir Maret 2023 ini, apakah lebih dari 13 ribu pegawainya di Kemenkeu akan melaporkan atau tidak.
"Karena seperti kata Menkeu, batas akhir laporan SPT itu 31 Maret 2023," tuturnya.
Sri Mulyani Pertanyakan Penyataan Mahfud Terkait Rp 300 T: Dari Mana Angkanya?
Sebelumnya, Menkeu Sri Mulyani pertanyakan hasil temuan Mahfud MD terkait adanya transaksi janggal senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sri Mulyani menyebut baru hari ini menerima surat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengenai transaksi tersebut.
Sri Mulyani mengaku sempat berkomunikasi dengan Mahfud Md dan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana. Sebelumnya, Mahfud mengungkapkan adanya transaksi janggal tersebut.
“Iya tadi saya juga berkomunikasi sama Pak Mahfud dan Pak Ivan ya dari PPATK pertama surat itu baru saya terima tadi pagi. Mengenai 300 triliun terus terang saya tidak lihat di dalam surat itu nggak ada angkanya, jadi saya nggak tahu juga dari mana angkanya,” kata Sri Mulyani di KPP Pratama Surakarta, Kamis (9/3/2023).
Sri Mulyani terus berkomunikasi dengan Mahfud dan Ivan Yustiavandana. Lalu, Dia mempertanyakan cara perhitungan temuan Rp300 triliun tersebut.
“Nanti saya akan kalau kembali lagi ke Jakarta saya akan bicara lagi dengan Pak Mahfud dan juga Pak Ivan (PPATK) angkanya tuh dari mana sehingga saya juga bisa punya informasi yang sama dengan Anda semuanya media dan masyarakat,” ungkapnya.
Sri Mulyani pun mengaku sempat bertanya kepada Kepala PPATK mengenai cara perhitunganya.
“Tentu saya tanya kepada Pak Ivan cara menghitungnya gimana datanya seperti apa karena di dalam surat yang disampaikan ke saya yang dalam hal ini ada lampirannya 36 halaman nggak ada satu pun angka,” tutur dia.
#menteri keuangan#Komunikasi Politik#Pengamat Politik#Universitas Indonesia#Klarifikasi#pakar komunikasi#Menkeu Sri Mulyani#Rp300 triliun#Andre Fransisco Renyut
- Penulis :
- khaliedmalvino