Pantau.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI memutuskan menghentikan pengusutan laporan dugaan pemberian mahar politik Rp1 triliun dari Sandiaga Uno kepada PAN dan PKS.
Menanggapi putusan itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menilai, langkah Bawaslu tidak tepat. Bahkan, Ia menyebut Bawaslu sebagai institusi yang pemalas lantaran dianggap tidak serius mengusut kasus dugaan mahar politik.
"Bawaslu pemalas dan enggak serius (mengusut kasus dugaan mahar)," kata Andi kepada wartawan di Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Baca juga: Bawaslu Putuskan Dugaan Mahar Politik Sandiaga Uno Tak Terbukti
Andi menuturkan, seharusnya Bawaslu bisa lebih bersabar dalam mengusut kasus ini dengan menunggu dirinya memberikan keterangan. Terkait mangkir dari beberapa panggilan Bawaslu, Andi menyebut hal itu bukan disengaja karena menurutnya saat pemanggilan dirinya sedang berada di Lampung.
"Untuk apa Bawaslu dibiayai mahal oleh negara kalau soal jarak saja enggak bisa mereka pecahkan. Jakarta-Lampung kan hanya urusan 1 jam via pesawat. Kalau serius kan bisa kejar keterangan saya ke Lampung beberapa waktu lalu," tegasnya.
Baca juga: KPU Jabar Tetapkan 32 Juta DPT untuk Pilpres 2019
Meski begitu, ia menghormati keputusan lembaga itu untuk menutup kasus dugaan mahar tersebut.
"Kalau hanya ingin menjadikan kasus ini jalan dengan keterangan saya, harusnya dengan ke Lampung komisioner bisa mendapatkannya seperti yang sudah saya tawarkan," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N
