
Pantau - Helikopter jenis BEL 412 milik TNI AD di Kampung Bayongbong Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu jatuh.
Kadispenad TNI AD, Brigjen Hamim Tohari mengungkapkan penyebab helikopter itu jatuh lantaran faktor cuaca buruk.
"Penyebab dominannya adalah aspek cuaca," ungkap Hamim, melalui keterangannya, Minggu (4/6/2023).
Faktor alam tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh TNI AD. Saat kejadian, cuaca di lokasi sedang turun hujan rintik disertai kabut.
"Di wilayah tersebut, ditutupi kabut dan hujan rintik-rintik," ujarnya.
Hamim menjelaskan, helikopter sedang melakukan latihan dropping logistik dan saat ketinggian 6.500 kaki, pilot merasakan nose up dan kecepatan pesawat mulai berkurang.
"Posisi Heli turun dari ketinggian 6.100," jelasnya.
Kemudian, beberapa detik setelah Pesawat terkena down draff (hentakan ke bawah) dan kehilangan ketinggian pilot berusaha menstabilkan helikopter tersebut.
"Captain pilot berusaha menstabilkan posisi pesawat agar tetap dalam keadaan level," katanya.
Tetapi kondisi pesawat semakin menurun, hal itu yang membuat pesawat akhirnya terjatuh.
"Dari ketinggian 6.100 ke 5.400 ft dengan VSI 2.000 FPM. Kondisi cuaca ekstrim tersebut telah mengakibatkan pesawat akhirnya jatuh," jelasnya.
Dikabarkan sebelumnya, kecelakaan pesawat berjenis helikopter terjadi di kawasan perkebunan teh Ciwidey, Kabupaten Bandung, hari ini. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Hamim Tohari memastikan helikopter tersebut milik matranya.
Hamim mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada 13.30 WIB. Helikopter yang jatuh berjenis BEL 412.
"Pada hari Minggu tanggal 28 Mei 2023 sekitar pukul 13.30 WIB telah terjadi kecelakaan helikopter jenis BEL 412 milik TNI AD di Kampung Bayongbong, Desa Patenggang, Kecamatan Rancabali dalam rangka mendukung latihan Yonif 300 R/ BJW,” kata Hamim dalam keterangannya, Minggu (28/5/2023).
Kadispenad TNI AD, Brigjen Hamim Tohari mengungkapkan penyebab helikopter itu jatuh lantaran faktor cuaca buruk.
"Penyebab dominannya adalah aspek cuaca," ungkap Hamim, melalui keterangannya, Minggu (4/6/2023).
Faktor alam tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh TNI AD. Saat kejadian, cuaca di lokasi sedang turun hujan rintik disertai kabut.
"Di wilayah tersebut, ditutupi kabut dan hujan rintik-rintik," ujarnya.
Hamim menjelaskan, helikopter sedang melakukan latihan dropping logistik dan saat ketinggian 6.500 kaki, pilot merasakan nose up dan kecepatan pesawat mulai berkurang.
"Posisi Heli turun dari ketinggian 6.100," jelasnya.
Kemudian, beberapa detik setelah Pesawat terkena down draff (hentakan ke bawah) dan kehilangan ketinggian pilot berusaha menstabilkan helikopter tersebut.
"Captain pilot berusaha menstabilkan posisi pesawat agar tetap dalam keadaan level," katanya.
Tetapi kondisi pesawat semakin menurun, hal itu yang membuat pesawat akhirnya terjatuh.
"Dari ketinggian 6.100 ke 5.400 ft dengan VSI 2.000 FPM. Kondisi cuaca ekstrim tersebut telah mengakibatkan pesawat akhirnya jatuh," jelasnya.
Dikabarkan sebelumnya, kecelakaan pesawat berjenis helikopter terjadi di kawasan perkebunan teh Ciwidey, Kabupaten Bandung, hari ini. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Hamim Tohari memastikan helikopter tersebut milik matranya.
Hamim mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada 13.30 WIB. Helikopter yang jatuh berjenis BEL 412.
"Pada hari Minggu tanggal 28 Mei 2023 sekitar pukul 13.30 WIB telah terjadi kecelakaan helikopter jenis BEL 412 milik TNI AD di Kampung Bayongbong, Desa Patenggang, Kecamatan Rancabali dalam rangka mendukung latihan Yonif 300 R/ BJW,” kata Hamim dalam keterangannya, Minggu (28/5/2023).
#Bandung#Jawa Barat#Helikopter Jatuh#Cuaca Buruk#Ciwidey#Kadispenad TNI AD#Anggota TNI AD#penyebab helikopter jatuh#faktor alam
- Penulis :
- Sofian Faiq
# In Article