
Pantau.com - Penyebar video ujaran kebencian Ahok, Buni Yani santer dikabarkan menjadi tim sosial media dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi. Namun belakangan, keputusan itu mendapatkan pertentangan lantaran rekam jejak dosen ilmu komunikasi itu yang menjadi aktor dipenjarakannya Ahok dalam kasus penistaan agama.
Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) Sandiaga Salahudin Uno pun tak ingin ambil pusing terkait kontroversi tersebut. Menurutnya, jika memang Buni Yani berkeinginan turut serta dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut haruslah menaati komitmen itu.
Baca juga: Banding Ditolak, Buni Yani Tunggu Putusan Kasasi MA
"Kalau Pak Buni Yani bergabung dan tentunya dengan komitmen yang sama, frekuensi yang sama, pesan-pesan yang sama dengan juga harapan mempersatukan kita," kata Sandiaga di Jalan Munawaroh II, Ciganjur, Jakarta Selatan pada Senin (10/9/2018).
Melihat rekam jejak Buni Yani yang merupakan mantan narapidana, Sandiaga meminta seluruh masyarakat Indonesia untuk melupakan kejadian yang telah berlalu. Menurutnya, status narapidana yang disematkan kepada Buni Yani merupakan luka lama.
Baca juga: Advokasi Gerindra 'Cibir' Pengajuan PK Ahok Soal Penistaan Agama
"Kita harus lebih dewasa move on lah dari kisah lama yang bisa memecah belah kita, janganlah mengangkat hal yang mampu mengangkat luka lama ya padahal kita kan sekarang sudah move on ke Pilpres 2019," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sandiaga mengaku saat ini belum bisa memutuskan apakah nantinya Buni Yani akan masuk ke dalam tim pemanangan atau tidak. Ia menyebutkan keputusan harus dibicarakan terlebih dahulu oleh mitra koalisi.
"Tentunya itu (Buni Yani masuk timses) masih harus disetujui oleh mitra partai politik dan oleh saya dan Pak Prabowo jadi kita tunggu nanti komposisi akhirnya seperti apa. Saya tidak mau berspekulasi," pungkasnya.
- Penulis :
- Adryan N