
Pantau - Pengamat Terorisme Al Chaidar mengungkapkan, paham Panji Gumilang yang didoktrinkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun kepada anggota NII KW 9 lebih condong ke paham kiri (Komunisme).
Menurutnya, Panji Gumilang menganut ajaran Isa Bugis yang juga menganggap bahwa paham Komunis dan Nasakom merupakan bagian dari ajaran Islam.
"Maka tak heran ketika Panji Gumilang mengklaim dirinya bermazhab Soekarno," terang Al Chaidar, Sabtu (24/6/2023).
Chaidar menyatakan, Panji Gumilang mendoktrin kepada anggotanya jika melaksanakan salat lima waktu tidak wajib. Sebab, yang utama adalah mengumpulkan dana.
Ia memaparkan, dalam paham Isa Bugis yang dianut Panji Gumilang, juga memiliki paham takfiri. Karena itu, orang-orang di luar NII KW 9 adalah kafir yang harus diperangi dan diperbolehkan dirampas hartanya.
"Hingga akhirnya, lambat laun NII KW 9 ini akan memunculkan orang-orang yang radikal," ujarnya.
Chaidar menambahkan, kesulitan dalam penindakan terhadap Al-Zaytun dan Panji Gumilang adalah karena adanya kekuatan besar di tingkat elit pejabat yang melindungi mereka.
Para pejabat tersebut, lanjutnya, kerap memperoleh dana dari Al-Zaytun dan akan melindungi apabila ada gangguan dari pihak lain.
"Karena dilindungi oleh kekuatan-kekuatan intelijen. Kekuatan intelijen itu tidak institusional sifatnya, tetapi lebih kepada bersifat personal," tandasnya.
Menurutnya, Panji Gumilang menganut ajaran Isa Bugis yang juga menganggap bahwa paham Komunis dan Nasakom merupakan bagian dari ajaran Islam.
"Maka tak heran ketika Panji Gumilang mengklaim dirinya bermazhab Soekarno," terang Al Chaidar, Sabtu (24/6/2023).
Chaidar menyatakan, Panji Gumilang mendoktrin kepada anggotanya jika melaksanakan salat lima waktu tidak wajib. Sebab, yang utama adalah mengumpulkan dana.
Ia memaparkan, dalam paham Isa Bugis yang dianut Panji Gumilang, juga memiliki paham takfiri. Karena itu, orang-orang di luar NII KW 9 adalah kafir yang harus diperangi dan diperbolehkan dirampas hartanya.
"Hingga akhirnya, lambat laun NII KW 9 ini akan memunculkan orang-orang yang radikal," ujarnya.
Chaidar menambahkan, kesulitan dalam penindakan terhadap Al-Zaytun dan Panji Gumilang adalah karena adanya kekuatan besar di tingkat elit pejabat yang melindungi mereka.
Para pejabat tersebut, lanjutnya, kerap memperoleh dana dari Al-Zaytun dan akan melindungi apabila ada gangguan dari pihak lain.
"Karena dilindungi oleh kekuatan-kekuatan intelijen. Kekuatan intelijen itu tidak institusional sifatnya, tetapi lebih kepada bersifat personal," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas