
Pantau - Menko Polhukam, Mahfud MD mengatakan, pengiriman bantuan ke sejumlah distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, terkendala masalah cuaca dan medan.
Ia menjelaskan, kementerian terkait, Polri, TNI, hingga pemerintah setempat telah menyiapkan bantuan untuk masyarakat selama masa tanggap darurat akibat bencana kelaparan.
“Cuacanya itu kadangkala berubah secara mendadak, sementara pesawat yang bisa masuk ke sana pesawat kecil karena landasannya hanya 600 meter,” kata Mahfud lewat akun YouTube Kemenko Polhukam, Kamis (3/8/2023).
Mahfud menjelaskan, bantuan yang telah dikirim lewat jalur udara juga harus disalurkan via darat. Distribusi logistik tersebut juga tidak mudah karena letak geografis lokasi bencana yang terjal.
"Orangnya berpencar-pencar dan itu harus diantar, dipikul, digendong dan sebagainya ke tempat terpencil," ucapnya.
Ia memastikan, tidak ada gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dalam penyaluran bantuan. Menurutnya, distribusi logistik sudah dijaga aparat di distrik itu.
"Di sana sudah terjadi kesepakatan antara Pj Gubernur, bupati, TNI, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat, sudah sepakat menjamin keamanan dan turut menjaga agar setiap bantuan yang mendarat ke distrik tersebut itu bisa sampai dengan aman," ungkapnya.
Sebelumnya, BNPB menyatakan kekeringan akibat musim kemarau berkepanjangan yang diiringi cuaca dingin ekstrem di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, memicu gagal panen dan mengakibatkan enam orang meninggal.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebut, gagal panen membuat warga kesulitan mendapatkan bahan makanan sejak 3 Juni 2023.
"Kekeringan itu juga menyebabkan warga setempat kesulitan mendapatkan air bersih hingga mengakibatkan enam warga yang meliputi lima orang dewasa dan seorang bayi meninggal dunia. Diduga dikarenakan diare dan dehidrasi," kata Abdul, Senin (31/7/2023).
- Penulis :
- Aditya Andreas