HOME  ⁄  Nasional

Berperilaku Seperti Manusia, BOSF Alami Kendala Saat Latih Pony Jadi Orangutan

Oleh Yohanes Abimanyu
SHARE   :

Berperilaku Seperti Manusia, BOSF Alami Kendala Saat Latih Pony Jadi Orangutan
Foto: Orang utan Pony saat jalani rehabilitasi. (Dok, BOSF)

Pantau - Program Manager PROKT NM Borneo Orangutan Survaival Foundation (BOSF), Denny Kurniawan, mengatakan saat Pony tiba di Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) sudah berusia 8 tahun.

"Ketika masuk ke tempat kami Pony sudah berusia 8 tahun (usia cukup tua masuk ke pusat rehabilitasi) dan sudah lama bersama dengan manusia, sehingga prilaku Pony memang sudah meniru prilaku manusia," kata Denny saat dikonfirmasi Pantau.com di Jakarta, Senin (10/2/2023).

Denny menambahkan perilaku yang dialami Pony yang sudah mirip dengan manusia. Hal ini menjadi kendala untuk melatihnya agar bisa kembali seperti orangutan lainnya.

"Selain itu Pony ketika datang dalam keadaan obesitas, sehingga kami harus melakukan diet untuk Pony," ujarnya.

Menurut Denny, pihaknya melatih Ponny di sekolah hutan selama 2 tahun yang didampingi ibu asuh.

"Cukup lama Pony baru berani untuk bersosialisasi dengan orangutan lainnya.Sudah 2 kali Pony kami pindahkan ke pulau Pra Pelepasliaran," tuturnya.

Sebelumnya, Kisah Pony menjadi PSK viral di Twitter menjelang Hari Orangutan Sedunia pada 19 Agustus 2023 silam. Saat pertama kali ditemukan, ia dalam keadaan tangan dirantai dan terbaring di kasur. Kisah Pony ini pun memantik rasa simpati para warganet.

Dikutip dari laman Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Pony diselamatkan dari sebuah rumah lokalisasi pada 2001.

Nasib Pony, Orangutan yang dipekerjakan sebagai pekerja pemuas nafsu (PSK) untuk melayani nafsu lelaki hidung belang.

Akibatnya, beberapa bagian tubuh Pony mengalami iritasi karena tidak ada bulu yang melindungi kulitnya.

Pony didandani layaknya manusia dan berpenampilan wanita. Selain itu, Sekujur tubuh Pony yang ditumbuhi bulu dicukur habis hingga polos.

Disamping itu, Pony juga dilatih dan diajari untuk berjalan dan merayu para lelaki. Para lelaki hidung belang ditarik tarif bayaran sebesar Rp38 ribu.

Penulis :
Yohanes Abimanyu
Editor :
Yohanes Abimanyu