HOME  ⁄  Nasional

Indra Charismiadji Soroti Sisdiknas yang Masih Ngurusin Cari Nilai hingga Kejar Ijazah

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Indra Charismiadji Soroti Sisdiknas yang Masih Ngurusin Cari Nilai hingga Kejar Ijazah
Foto: Ilustrasi siswa SMK sedang belajar - (Tangkap layar)

Pantau - Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disinyalir masih menjadi polemik berkepanjangan. Hal tersebut disinggung pengamat pendidikan Indra Charismiadji dalam merespons aksi perundungan alias bullying di SMA Binus School Serpong, Tangerang Selatan (Tangel), Banten.

"Pendidikan nasional kita itu fokusnya urusan persekolahan. Makanya, kita itu selalu mencari nilai, angka, gelar, atau ijazah. Indonesia itu merupakan negara dengan mata pelajaran terbanyak yang jumlahnya 18," ujarnya kepada Pantau.com, Rabu (21/2/2024).

"Anak di perkotaan itu sekolah dari pagi sampai sore, pulang sekolah masih ada bimbingan belajar (bimbel) lagi sampai malam. Intinya ya terlalu berat untuk urusan persekolahan," sambungnya.

Padahal, lanjut Indra, pendidikan di dunia bahkan termasuk konsep yang digaungkan Bapak Pendidikan Bangsa Ki Hajar Dewantara, harus seimbang di 3 sentra.

"Rumah sebagai sentra pendidikan, yakni tentang bagaimana rumah menjadi tempat pendidikan yang pertama dan utama. Lalu, bagaimana peran orang tua dalam mendidik anaknya. Nah, itu kan sama sekali tidak berjalan," tuturnya.

Pentingnya Peran Orang Tua di Rumah

Indra pun menyinggung soal peranan dan tanggung jawab pihak sekolah. Dia bilang, pola pikir yang mengaitkan peran sekolah dengan orang tua itu keliru.

"Kita selalu memandang hubungan antara sekolah dengan orang tua itu kayak penjual dan pembeli. Itu konsep yang keliru. Jadi, mesti seimbang, bagaimana peran orang tua di rumah menjadi bagian dari pendidikan anak," katanya.

Selain rumah, lanjut Indra, pendidikan harus seimbang dengan adanya peran pemuda atau masyarakat. Indra menuturkan, anak harus didorong untuk berorganisasi, olahraga, atau bermusik.

"Ya kaitannya dengan kegiatan non-akademis, termasuk misalnya bagaimana daripada bikin geng dialihkan ke OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), atau basket. Ya itu yang harusnya seimbang," jelasnya.

"Sementara itu tidak kita lakukan. Para orang tua itu lebih senang anaknya ikut Bimbel daripada basket. Ya ini bagian dari bagaimana kita harus merombak Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) ini, kalau nggak ya kejadiannya akan seperti ini terus (bullying)," imbuhnya.

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler