
Pantau - Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira, menentang rencana program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran yang rencananya akan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Alasannya, anggaran yang dibutuhkan untuk program tersebut diperkirakan akan melebihi Rp100 triliun per tahun, yang melampaui pagu anggaran Kemendikbudristek.
Menurut perhitungannya, anggaran yang dibutuhkan untuk program ini akan melebihi anggaran yang dialokasikan pada Kemendikbudristek, yang pada tahun 2023 hanya sebesar Rp80,3 triliun.
"Anda melihat anggaran untuk program makan siang gratis ini lebih besar dari anggaran beberapa kementerian lainnya. Lebih baik jika dibentuk satu kementerian khusus yang bertanggung jawab atas program makan siang," ujar Andreas saat dihubungi, Rabu (6/3/2024).
Andreas menegaskan, program makan siang gratis dinilainya akan mengganggu peningkatan kualitas pendidikan karena akan mengalihkan anggaran yang seharusnya dialokasikan untuk hal-hal tersebut.
Selain itu, menurut politisi dari PDIP ini, masih banyak aspek dalam sistem pendidikan yang perlu diperbaiki, seperti status guru honorer, biaya pendidikan siswa, masalah putus sekolah karena biaya yang tinggi, dan infrastruktur pendidikan yang terbatas. Dana BOS selama ini telah membantu dalam memperbaiki berbagai aspek tersebut.
"Jika dana BOS dikurangi, maka akan berdampak buruk pada kemajuan pendidikan kita," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan, pembiayaan program makan siang gratis direncanakan akan bersumber dari dana BOS.
“Kami mengusulkan pola pendanaannya melalui Bantuan Operasional Sekolah spesifik atau BOS Spesifik atau BOS Afirmasi untuk khusus menyediakan makan siang untuk siswa," ujar Airlangga.
- Penulis :
- Aditya Andreas