
Pantau.com - Calon Presiden (Capres) nomor urut 02, Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke beberapa wilayah di Jawa Tengah. Dalam kunjungannya itu, ia mendapat banyak keluhan dari pengusaha lokal hingga petani terkait ekonomi saat ini.
Prabowo bercerita kala itu ia berkunjung ke wilayah Semarang, Jawa Tengah. Dalam kunjungannya itu ia bertemu dengan seorang pengusaha lokal yang berbisnis dibidang medis (memiliki rumah sakit).
Baca juga: Prabowo CS Hadiri Deklarasi Komando Ulama Pemenangan Prabowo-Sandi
Dalam perbincangan itu, pengusaha yang tak disebutkan namanya itu menyebut bahwa pemerintah saat ini memiliki tunggakan pembayaran sebesar Rp 110 Miliar. Bahkan, diujung perbincangan itu pengusaha itu menyebut bahwa saat ini adalah masa yang paling sulit selama ia berbisnis.
"Saya di Semarang ketemu salah satu pengusaha yg punya rumah sakit. Dia (Pengusaha) mengatakan Rumah Sakit dia, pemerintah sudah tunggak, pemerintah hutang sama Rumah Sakit dia Rp 110 miliar," kata Prabowo di depan para pendukungnya di GOR Sumantri, Jakarta Selatan, Minggu (4/11/2018).
Dengan adanya kendala itu, Prabowo memprediksi bahwa nantinya masyarakat yang sakit tak akan lagi mendapat perawatan di rumah sakit lantaran banyak hutang yang belum dibayar oleh pemerintah.
Sebab, penunggakan hutang pemerintah yang dinilai sangat banyak itu tejadi dimana-mana, baik rumah sakit besar maupun kecil.
"Sebentar lagi orang sakit akan ditolak semua rumah sakit. Soalnya di mana-mana seperti itu," ucapnya.
Beralih dari cerita seorang pengusaha lokal, Prabowo juga menceritakan curhatan seorang petani yang dijumpainya di wilayah Klaten, Jawa Tengah.
Kepada pasangan dari Sandiaga Uno itu, petani tersebut menceritakan bahwa padi yang baru dipanennya tak berpengaruh banyak dengan ekonomi keluarganya. Sebab, padi miliknya kalah bersaing dengan kehadiran beras impor yang sangat banyak dan harganya jauh lebih murah itu.
Baca juga: Ucapan 'Tampang Boyolali' Tuai Kontroversi, Ini Tanggapan Prabowo
"Begitu panen besar, datang beras impor dari luar negeri jumlahnya sejuta ton. Mereka sekarang menangis tidak bisa jual hasil keringet," kata Prabowo.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi