Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Begini Cara Lakpesdam PWNU DKI Jakarta Perkokoh Toleransi Antar Tokoh Lintas Agama

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Begini Cara Lakpesdam PWNU DKI Jakarta Perkokoh Toleransi Antar Tokoh Lintas Agama
Foto: Ketua Lakpesdam PWNU DKI Jakarta Dr. K.H. Khalilurrahman (tengah). (Pantau/Lakpesdam PWNU DKI Jakarta)

Pantau – Peran Ormas dalam Penguatan Toleransi Beragama di Era Disrupsi dan Digital menjadi tema sentral kegiatan gebyar toleransi dan kerukunan umat beragama. 

Perhelatan itu dikemas dalam seminar dan diskusi Lakpesdam PWNU DKI Jakarta bekerja sama dengan PKUB Kementerian Agama, di gedung PWNU Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan, Minggu (17/11/2024).

Para tokoh perwakilan lintas agama hadir pada kegiatan tersebut, seperti Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (disingkat MATAKIN), Konferensi Waligereja Indonesia, FKUB, MUI DKI Jakarta dan Badan Otonom/Lembaga PWNU DKI secara khidmat menyimak dan aktif berdiskusi pada sesi pemateri dan Tanya jawab.

“Indonesia merupakan negara beragam baik suku, ras, dan agama. Namun keragaman ini bukan menjadi penghalang untuk selalu hidup rukun dan bertoleransi. Oleh karenanya beberapa sikap dan tindakan yang mengarah ke potensi chaos harus dicegah dari akarnya," ujar Ketua PWNU DKI Jakarta Dr. K.H. Samsul Ma’arif, MA dalam sambutannya.

Berdasarkan gambaran masa lalu, sambung dia, adanya potensi konflik lebih diakibatkan pada perbedaan pandangan politik saat berlangsungnya pesta pemilu atau Pilkada.

Baca juga: Wali Kota Ternate Apresiasi Toleransi Pemuda Gereja Bantu Sediakan Alas Koran untuk Salat Id

"Seharusnya pesta rakyat itu mengembirakan namun faktanya banyak di antaranya berpotensi konflik. Disarankan agar Pilkada langsung ditinjau ulang," tuturnya.

KH. Rakhmad Zailani Kiki, narasumber dari MUI DKI Jakarta, menegaskan, teknologi informasi melalui berbagai media online harusnya dapat menjadi sarana pemersatu dan mempererat kerukukan umat.

Bukan sebaliknya di mana teknologi informasi menjadi media saling serang dan saling hujat karena niat jahat oknum-oknum ‘rente’ dengan mengemas acara atas nama agama padahal sebenarnya untuk dikomersilkan.

"Seperti contoh debat antar tokoh agama atau acara lain. Oknum ‘rente’ tersebut mencoba mencekoki masyarakat khususnya yang ber-IQ rendah dan punya penyakit latah untuk terdogma pada acara tersebut. Sehingga menurut MUI DKI Jakarta perlu ada Satgas Cyber Kerukunan dalam mencegah dan menangkal virus tersebut," tukanya.

Baca juga: Jokowi Singgung Semua Agama Punya Hak yang Sama

Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama yang diwakili oleh Hery Susanto selaku Kepala Bidang pada PKUB mengucapkan terima kasih atas berlangsungnya kegiatan gebyar toleransi dan kerukunan yang diinisiasi oleh Lakpesdam PWNU DKI dengan menghadirkan para tokoh lintas agama dan perwakilan Ormas agar mempunyai perspektif yang sama.

Perspektif itu terkait pentingnya kerukunan dan toleransi di Indonesia berazaskan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika agar tidak seperti negara Yugoslavia yang sudah terpecah menjadi beberapa negara.

Dalam menyongsong kerukunan dan toleransi di Indonesia, PKUB yang merupakan Unit Eselon II Ortaker pada Kementerian Agama,  telah menyusun peta jalan seperti penguatan regulasi, pemberdayaan lembaga, based data kerukunan, promosi perdamaian dan kerukunan serta penguatan jejaring internasional.

Konferensi Waligereja Indonesia yang diwakili oleh Romo Agustinus Heri Wibowo pada kesempatan diskusi tersebut mengungkapkan bahwa wilayah iman dan hukum agama adalah wilayah private masing-masing umat beragama.

Baca juga: Bersama 64 Fungsionaris, PBNU Nonaktifkan Erick Thohir dari Ketua Lakpesdam

Namun demikian, implementasi keimanan dan nilai-nilai ajaran agama seseorang harus bergerak keluar menyebarkan nilai-nilai kedamaian, persaudaran dan cinta kasih antar sesama.

"Seperti pepatah buat apa berteriak Tuhan -Tuhan sementara kita selalu berbuat kemungkaran (kejelekan) atau buat apa kita rajin ke gereja sementara tetangga kita selalu kita bertengkar dengan tetangga. Maka berbuatlah kebajikan terus menerus baru mengharapkan pertolongan Tuhan dan berbuat baik terlebih dahulu kepada tetangga kita kemudian kita ikuti rajin ibadah ke gereja," paparnya.    

Senada dengan para narasumber, Ketua Lakpesdam PWNU DKI Jakarta Dr. K.H. Khalilurrahman mengungkapkan, perbedaan dan keragaman adalah keniscayaan. Karena itu peran ormas dan lembaga kajian harus selalu memberikan edukasi dan informasi yang benar dan berimbang kepada masyarakat.

"Sebab, kita tercipta untuk saling melengkapi dan menyempurnakan bukan untuk saling bermusuhan dan mempertentangkan akan keimanan kita masing-masing," ujarnya.

Baca juga: Jadi Organisasi Islam Terbesar, Ini Peran NU dalam Digitalisasi Perpustakaan

Kiai Khalil juga mengucapkan terima kasih dan bersyukur acara seminar dan diskusi Gebyar Toleransi dan kerukunan atas kerjasama Lakspesdam PWNU DKI Jakarta dan PKUB Kementerian Agama telah sukses terselenggara dan berjalan interaktif.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin