
Pantau.com - Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ahmad Muzani memampik kubunya 'menggoreng' isu harga bahan sembako mahal. Ia menilai hal tersebut merupakan fakta yang ditemukan di tengah masyarakat saat ini.
Hal itu diungkapkan Muzani menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo, yang mengaku sedih lantaran apa saja menjadi bahan 'gorengan' di tahun politik ini. Salah satu di antaranya adalah harga sembako yang dianggap jauh melambung tinggi.
Baca juga: Tanya Harga Beras, Jokowi: Beras Naik Sedikit, Tetapi ini Stabil
"Begini kalau kita punya bapak, emak, dan saudara tanyakan saja apakah ada kenaikan itu? untuk membuktikan bahwa apakah permainan atau tidak. Belanja dengan duit Rp200 ribu dulu berapa sekarang dapet apa?," ucap Muzani ditemui di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Senin malam (19/11/2018).
Sekretaris Partai Gerindra itu mengatakan, saat Jokowi menjabat sebagai presiden, dollar saat itu masih di angka Rp11.500 namun di tahun keempat kepemimpinannya dollar naik hingga Rp15.000. Menurutnya, kenaikan Rp3.500 yang berimbas kepada harga bahan pokok yang melambung.
"Itu sebuah angka yang cukup tinggi yang menyebabkan komponen-komponen itu pasti naik. Itu sesuatu yang wajar saja kalau ada kenaikan karena sebagian berbanding lurus dengan dollar. Dari sisi itu saja sudah menjadi sebuah kenyataan bahwa itu terjadi kenaikan gitu loh, tidak usahlah kita pungkiri," tuturnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua MPR RI itu mengaku dirinya sempat turun ke lapangan untuk mengecek harga bahan pokok yang banyak dikeluhkan kebanyak oleh kaum perempuan yang dalam hal ini emak-emak. Hasilnya kata Muzani, harga bahan pokok memang naik.
"Salah satu saya beberapa kali turun ke bawah, di mana salah satu keluhan mendasar bagi masyarakat luas memang mengeluh harga-harga bahan pokok. Bahan pokok itu harganya mahal," imbuhnya.
Menurutnya, sebaiknya Jokowi sebagai presiden mengakui adanya kenaikan sejumlah bahan pokok agar segera bersama-sama ditemukan solusinya. Ia menilai hal itu sengaja ditutup-tutupi oleh tim Jokowi-Ma'ruf saat ini.
Baca juga: Di Era Ekonomi Digital, Jokowi Ingatkan Pentingnya Layanan Ini
"Jadi menurut saya jangan dialihkan kepada digoreng atau direbus apa dibakar. Bukan disitu masalahnya, akui enggak? Kalau diakui kita cari jalan keluarnya bagaimana jalan keluarnya, memang naik. Listrik enggak bisa enggak naik, memang komponen bahan bakarnya naik di dunia," pungkasnya.
- Penulis :
- Sigit Rilo Pambudi