Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Seleksi Ketat SMA Kemala Taruna Bhayangkara Dianggap Setara Negara Maju, Fokus pada Fisik dan Mental Calon Pemimpin

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Seleksi Ketat SMA Kemala Taruna Bhayangkara Dianggap Setara Negara Maju, Fokus pada Fisik dan Mental Calon Pemimpin
Foto: Sistem seleksi siswa SMA KTB dinilai setara dengan praktik pendidikan di negara maju.

Pantau - SMA Kemala Taruna Bhayangkara (KTB) menyelenggarakan seleksi tingkat pusat bagi siswa angkatan pertamanya selama lima hari, mulai 8 hingga 12 April 2025, di Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.

Seleksi ini dirancang secara komprehensif oleh Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI) dan mencakup berbagai tes fisik, kebugaran, serta kesehatan.

Tes kebugaran yang diujikan antara lain lari, pull up, dan sit up.

Komjen Dedi Prasetyo selaku Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri menyatakan bahwa sebagian besar peserta menunjukkan ketahanan fisik yang luar biasa.

Menurutnya, sistem seleksi ini setara dengan yang diterapkan di negara maju seperti Finlandia dan Singapura.

"Di negara-negara tersebut, siswa menjalani latihan fisik 3–5 jam per minggu dan memiliki nilai akademik 15 persen lebih tinggi," ujar Komjen Dedi.

Ia juga menyinggung data dari Harvard University yang menunjukkan 40 persen mahasiswa mereka merupakan atlet kompetitif, dan 8 persen di antaranya adalah atlet Olimpiade.

Aktivitas Fisik dan Kehidupan Asrama untuk Cetak Pemimpin Tangguh

Komjen Dedi mengutip berbagai penelitian internasional dari National Institutes of Health, PMC PubMed Central, dan American Council on Exercise (ACE) yang menunjukkan aktivitas fisik dapat meningkatkan pertumbuhan sel otak, kemampuan kognitif, dan memori anak-anak.

Anak-anak yang aktif secara fisik disebut memiliki peningkatan nilai akademik sebesar 15–20 persen dibanding yang tidak aktif.

Seleksi ini juga melibatkan siswa dari Global Darussalam Academy (GDA), dan dilakukan oleh Akademi Kader Bangsa (AKB), bagian dari YPKBI, untuk menjaring 350 calon siswa terbaik.

Komjen Dedi menegaskan bahwa AKB membuktikan generasi Z bukan generasi yang lemah.

"Dengan pendekatan tepat, Gen Z justru paling siap menghadapi tantangan global," tegasnya.

Ia menyebut bahwa SMA KTB tidak hanya mencari siswa jenius, tetapi pemimpin yang cerdas dan tangguh secara fisik.

Sekolah ini menggunakan kurikulum International Baccalaureate (IB) dan berasrama, yang diyakini memperkuat ketahanan mental siswa.

Ketua YPKBI, M Zaky Ramadhan, menyatakan bahwa siswa berasrama memiliki ketahanan mental lebih tinggi dibandingkan siswa non-boarding.

Selama seleksi, calon siswa tinggal di asrama tanpa akses ke gadget, untuk mensimulasikan kehidupan sebenarnya di sekolah.

Wakil Ketua YPKBI, Devie Rahmawati, menjelaskan bahwa kondisi tanpa gadget menjadi tantangan bagi Gen Z yang rentan terhadap stres digital.

Namun, hasil seleksi menunjukkan para peserta merasa lebih tenang dan mampu bersosialisasi lebih baik.

Riset McKinsey & Company 2023 mengungkap bahwa 55 persen Gen Z mengalami kecemasan akibat penggunaan gadget yang berlebihan.

Studi Emerald Insight (2023) juga menunjukkan 67 persen Gen Z merasa kesepian meski aktif di media sosial.

Pengalaman para calon siswa SMA KTB dan GDA membuktikan bahwa pendekatan pendidikan yang tepat, termasuk detoksifikasi digital, aktivitas fisik, dan interaksi sosial langsung, mampu membantu Gen Z menemukan keseimbangan mental.

Studi tahun 2024 mengungkap bahwa Gen Z yang menjalani detoks gadget selama dua minggu mengalami penurunan stres hingga 40 persen.

Devie menyimpulkan bahwa pendekatan ini meningkatkan keterampilan sosial peserta seleksi secara signifikan.

Penulis :
Pantau Community