
Pantau - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Dody Hanggodo sepakat mempercepat penguatan dan rehabilitasi infrastruktur irigasi pertanian di wilayah Jawa Timur, sebagai bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan dan swasembada nasional.
Irigasi Jadi Fokus Strategis untuk Lahan Tadah Hujan
Kesepakatan ini dicapai dalam pertemuan yang digelar di Kantor Kementerian PU, Jakarta, pada Senin, 14 April 2025, dan turut dihadiri para kepala daerah serta pejabat teknis dari Jawa Timur.
“Kami membutuhkan dukungan dari Kementerian PU untuk mempercepat rehabilitasi jaringan irigasi yang rusak dan mengembangkan saluran baru yang dibutuhkan petani,” kata Khofifah.
Ia menyoroti pentingnya pembangunan irigasi di lahan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada curah hujan, dan saat ini menjadi lumbung padi kedua setelah lahan beririgasi teknis.
“Teknologi irigasi yang mendukung sawah tadah hujan akan sangat membantu petani menghadapi musim kering,” tambahnya.
Jawa Timur telah menjadi provinsi penghasil beras tertinggi nasional selama lima tahun berturut-turut, dengan produksi mencapai 5,4 juta ton pada tahun 2024 menurut data BPS.
Produktivitas ini ditopang oleh inovasi dan modernisasi pertanian seperti penggunaan transplanter, traktor modern, combine harvester, serta optimalisasi jaringan irigasi.
Khofifah juga merujuk pada Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi sebagai kebijakan strategis mendukung ketahanan pangan nasional.
Dukungan Pusat dan Aspirasi Daerah
Menteri PUPR Dody Hanggodo menyatakan pihaknya berkomitmen mendukung Jawa Timur dalam penyediaan dan perbaikan infrastruktur irigasi guna meningkatkan produksi pertanian.
“Infrastruktur irigasi adalah kunci peningkatan produktivitas pertanian, terutama untuk memenuhi target produksi gabah kering panen (GKP) Jatim sebesar 12,6 juta ton pada 2025,” ujar Dody.
Kementerian PUPR akan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang lebih besar khusus untuk pengelolaan sumber daya air di sektor pertanian.
Beberapa kepala daerah turut menyampaikan kondisi irigasi di wilayah masing-masing.
Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyebut bahwa 75 persen dari 4.000 hektare lahan pertanian di Pulau Bawean masih bergantung pada air hujan.
“Kami berharap pembangunan jaringan irigasi permanen di Bawean segera direalisasikan,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Malang Sanusi mengeluhkan kerusakan jaringan irigasi akibat banjir yang menurunkan hasil panen dan menyebabkan petani hanya bisa menanam satu kali dalam setahun.
- Penulis :
- Pantau Community