Pantau - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengusulkan seluas 168 hektare lahan sawah untuk mendapatkan bantuan pertanian dari pemerintah pusat.
Usulan tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo saat menghadiri kegiatan panen raya dan tradisi budaya Labuh di Desa Ngrance, Kecamatan Pakel, Tulungagung.
"Lahan yang kami usulkan adalah sawah yang selama ini hanya bisa panen sekali dalam setahun. Dengan bantuan ini, kami harap bisa ditingkatkan menjadi dua atau bahkan tiga kali panen", kata Gatut Sunu Wibowo.
Bantuan yang diusulkan meliputi benih padi, pupuk bersubsidi, serta alat dan mesin pertanian (alsintan).
Dukungan Infrastruktur dan Fokus Ketahanan Pangan
Lahan-lahan sawah yang diusulkan umumnya merupakan sawah tadah hujan yang sangat bergantung pada curah hujan.
Untuk mengatasi persoalan pengairan, Pemkab Tulungagung merencanakan pembangunan sumur bor di titik-titik lahan yang diajukan.
Bupati menyebut Tulungagung sebagai daerah lumbung pangan di Jawa Timur yang setiap tahun mencatatkan surplus beras.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir terjadi penurunan surplus akibat alih fungsi lahan dan perubahan pola tanam.
"Di Desa Ngrance, 100 ru atau sekitar 1.400 meter persegi bisa menghasilkan 1,2 ton padi. Kalau dikonversi, satu hektare bisa menghasilkan hampir 7,8 ton", ujar Gatut Sunu.
Pemkab juga memastikan distribusi pupuk bersubsidi tetap berjalan sesuai sasaran.
"Saya tidak akan segan mengambil tindakan hukum bila ada penyimpangan", tegasnya.
Sementara itu, Abdul Gani, petani asal Desa Ngrance, mengungkapkan bahwa dari lahan seluas 200 ru atau sekitar 2.800 meter persegi, ia bisa memanen rata-rata satu ton padi.
Ia berharap adanya bantuan dari pemerintah bisa meningkatkan hasil panen pada musim-musim berikutnya.
- Penulis :
- Pantau Community
