
Pantau - Korlantas Polri menyatakan, penerapan kebijakan work from anywhere (WFA) dan rekayasa lalu lintas terbukti efektif mengurai kepadatan arus mudik Lebaran 2025.
Hal tersebut disampaikan oleh Kasubbag Dalpos Korlantas Polri, AKBP Renaldi Oktavian, dalam sebuah diskusi publik di Gedung DPR RI, Kamis (17/4/2025).
Menurut Renaldi, prediksi pergerakan pemudik tahun ini mencapai 146 juta orang. Untuk mengantisipasi hal itu, Polri telah menyusun timeline pengamanan jauh sebelum Operasi Ketupat dimulai, mengikuti instruksi langsung dari Kapolri.
“WFA yang diberlakukan pemerintah pada 24–27 Ramadan berkontribusi signifikan dalam menyebar puncak arus mudik yang sebelumnya diprediksi terjadi pada 28–30 Ramadan,” ujar Renaldi.
Ia menambahkan, rekayasa lalu lintas yang diterapka seperti contra flow juga dinilai berhasil mengurai kemacetan.
“Contra flow bukan untuk mempercepat laju kendaraan, tapi untuk memecah kepadatan agar arus lebih lancar,” lanjutnya.
Baca Juga: Komisi V DPR Apresiasi Pemerintah: Mudik 2025 Lebih Lancar dan Tertata
Korlantas juga mengapresiasi kebijakan penyederhanaan sistem tiket penyeberangan oleh ASDP yang kini tidak lagi membedakan antara kelas eksekutif dan reguler.
Namun, Renaldi menyoroti belum optimalnya pelarangan truk sumbu tiga karena tidak adanya sanksi tegas dalam SKB.
Dari sisi keselamatan, bebernya, terjadi penurunan kecelakaan sebesar 31% menjadi 3.181 kasus. Jumlah korban meninggal turun drastis hingga 53%, dari 787 menjadi 368 jiwa.
“Mayoritas korban berasal dari kalangan mahasiswa dan pekerja swasta, serta melibatkan kendaraan roda dua,” ungkapnya.
Untuk itu, Korlantas merekomendasikan integrasi moda transportasi, optimalisasi infrastruktur nasional, penguatan sinergi antarinstansi, serta evaluasi terhadap sistem mudik gratis yang dinilai perlu penjadwalan lebih fleksibel agar tidak membebani ruas jalan secara bersamaan.
- Penulis :
- Aditya Andreas