Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Keluh Kesah Sopir Kontainer Terjebak Macet Arah Pelabuhan Priok hingga 12 Jam

Oleh Peter Parinding
SHARE   :

Keluh Kesah Sopir Kontainer Terjebak Macet Arah Pelabuhan Priok hingga 12 Jam
Foto: Sopir kontainer keluhkan kemacetan parah menuju Pelabuhan Tanjung Priok yang memakan waktu hingga 12 jam dan berdampak luas ke wilayah sekitarnya.

Pantau - Kemacetan panjang yang tidak biasa terjadi di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (17/4/2025), membuat para sopir truk kontainer kelimpungan akibat waktu tempuh yang membengkak drastis.

Jaya (61), seorang sopir truk kontainer, mengaku biasanya kemacetan hanya terjadi di sekitar Pelabuhan New Priok Container Terminal (NPCT), namun kali ini menjalar ke berbagai wilayah.

"Kalau ini sampai ke mana-mana kemarin kan, sampai Marunda, Bekasi, Cikunir ke sono, Cengkareng ke sono, ke mana-mana kemaren mah", ujarnya.

Ia menyebut dirinya terjebak macet selama 6 jam dari Jalan Yos Sudarso menuju NPCT, padahal jaraknya hanya sekitar 500 meter yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu 30 menit.

Macet Sampai 12 Jam, Sopir Tetap Kerja ke Esokan Hari

Ahmad (40), sopir kontainer lainnya, mengalami kemacetan yang lebih ekstrem dengan waktu tempuh hingga 12 jam di kawasan Marunda, dari pukul 11 siang hingga 12 malam.

Meskipun baru melewati kemacetan berkepanjangan, Ahmad tetap kembali bekerja keesokan harinya untuk mengantarkan muatan ke Pelabuhan Tanjung Priok.

Sopir lain, Matsanun (46), mengungkapkan bahwa pagi harinya ia sudah terjebak macet selama satu jam dalam perjalanan menuju Pelabuhan Satu, padahal biasanya jalan tersebut cukup lancar.

Ia menilai kondisi lalu lintas yang dihadapi saat ini sudah tidak wajar dibanding hari-hari sebelumnya.

Kemacetan ini membuat para sopir kontainer mengeluhkan kelelahan fisik, pemborosan bahan bakar, serta kerugian waktu yang besar akibat keterlambatan pengiriman barang.

Sebelumnya, kemacetan parah tersebut diduga dipicu oleh lonjakan antrean truk yang masuk ke pelabuhan dan menyebabkan dampak kemacetan hingga ke wilayah sekitar seperti Marunda, Bekasi, Cengkareng, dan Cikunir.

Penulis :
Peter Parinding