Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pekerja Migran Disebut Penopang Devisa, Bank Indonesia Sebut Mereka Pejuang Valas

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pekerja Migran Disebut Penopang Devisa, Bank Indonesia Sebut Mereka Pejuang Valas
Foto: Pekerja migran disebut sebagai pejuang devisa yang berperan penting dalam surplus neraca pembayaran Indonesia.

Pantau - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, menyebut pekerja migran Indonesia (PMI) memiliki peran strategis dalam memperkuat ketahanan sektor eksternal melalui kontribusi signifikan terhadap cadangan devisa negara.

Destry menyatakan bahwa Bank Indonesia akan terus mendukung para PMI, yang disebutnya sebagai "pejuang valas, pejuang devisa kita, dan itu sangat dibutuhkan untuk memperkuat sektor eksternal kita".

Surplus neraca pembayaran Indonesia (NPI) disebut turut didorong oleh pendapatan devisa dari para pekerja migran yang bekerja di luar negeri.

Data Bank Indonesia mencatat bahwa neraca pembayaran Indonesia pada 2024 mengalami surplus sebesar 7,2 miliar dolar AS, meningkat dari 6,3 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Namun, komponen transaksi berjalan pada 2024 mengalami defisit sebesar 8,9 miliar dolar AS atau setara 0,6 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Remitansi Meningkat, QRIS Diperluas ke Luar Negeri

Surplus neraca pendapatan sekunder Indonesia tahun 2024 mencapai 6,0 miliar dolar AS, didorong oleh remitansi PMI yang naik menjadi 15,7 miliar dolar AS, tumbuh 10,56 persen secara tahunan (yoy).

Peningkatan remitansi ini selaras dengan bertambahnya jumlah PMI yang mencapai 3,9 juta orang pada 2024, naik dari 3,7 juta orang pada 2023.

Cadangan devisa Indonesia pun menguat, dengan total sebesar 155,7 miliar dolar AS per akhir Desember 2024, naik dari 146,4 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Destry juga menyoroti tren meningkatnya tenaga kerja Indonesia di luar negeri dan menurunnya jumlah tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia, yang menjadikan peran PMI semakin krusial.

Untuk mempermudah transaksi keuangan PMI, BI telah menyediakan sistem pembayaran QRIS yang saat ini bisa digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura, serta dalam proses ekspansi ke Korea Selatan, India, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Selain itu, BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan akses dompet multicurrency yang memungkinkan PMI menyimpan dan mengirim berbagai mata uang langsung dari aplikasi.

Destry menambahkan, "Kalau pekerja migran dapat gaji, apakah itu dalam bentuk dolar Hong Kong, yen Jepang, dan sebagainya, pekerja migran bisa langsung transfer ke rekeningnya yang rupiah yang ada di sini. Atau rekening orang tuanya, atau rekening keluarganya. Jadi ini sangat mempermudah sekali. Jadi itu semacam bentuk remitansi".

Literasi Keuangan dan Perlindungan terhadap Modus Penipuan

BI bekerja sama dengan OJK serta kementerian dan lembaga terkait untuk memperkuat literasi dan edukasi keuangan bagi PMI.

Destry mengingatkan para pekerja migran untuk mewaspadai penipuan di sektor keuangan, seperti smishing melalui SMS dan phishing melalui email maupun kanal digital lainnya.

Ia juga mengajak PMI untuk mengikuti kampanye “Peka” yang berarti peduli, kenali, dan adukan—sebuah gerakan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kejahatan finansial, mengenali modus, dan melaporkannya ke otoritas terkait.

Penulis :
Arian Mesa