
Pantau - Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa usulan menjadikan Presiden ke-2 RI H.M. Soeharto sebagai pahlawan nasional adalah hal yang wajar dan tidak perlu dipermasalahkan.
Menurutnya, semua mantan presiden memiliki jasa besar bagi negara dan sudah sewajarnya diberi penghormatan, termasuk melalui gelar pahlawan nasional.
"Kami merasa apa salahnya? Menurut kami, mantan-mantan presiden itu sudah sewajarnya untuk mendapatkan penghormatan dari bangsa dan negara. Jangan selalu melihat yang kurangnya, kita lihat prestasinya," ujar Prasetyo saat ditemui di Wisma Negara, Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Senin.
Semua Mantan Presiden Dianggap Punya Jasa Besar
Prasetyo menyebut bahwa Presiden RI Prabowo Subianto sering menekankan pentingnya menghargai jasa para pendahulu dalam membangun Indonesia.
Ia menyebut nama-nama seperti Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo sebagai sosok-sosok penting yang pernah memimpin negara dengan tantangan besar.
"Semua punya jasa. Tidak mudah menjadi presiden dengan jumlah penduduk yang demikian besar. Permasalahan-permasalahan yang selalu muncul dihadapi itu tidak diketahui. Jadi, menurut saya usulan presiden ke-2 RI H.M. Soeharto menjadi pahlawan tidak ada masalah," tambahnya.
Meski demikian, Prasetyo mengatakan bahwa hingga saat ini belum ada pembahasan khusus di Istana mengenai usulan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto.
Ketika ditanya tentang keberatan sejumlah pihak terhadap Soeharto karena tuduhan korupsi, Prasetyo menyatakan tidak ada pemimpin yang sempurna.
"Ya, ini tinggal tergantung versinya yang mana. Kalau ada masalah, pasti semua. Kita ini 'kan tidak ada juga yang sempurna. Pasti kita ini ada kekurangan," ungkapnya.
Proses Pengusulan Pahlawan Nasional 2025
Sementara itu, Kementerian Sosial bersama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) telah memproses daftar calon Pahlawan Nasional untuk tahun 2025.
Terdapat 10 tokoh yang masuk dalam daftar tersebut, terdiri dari empat usulan baru dan enam pengajuan kembali.
Enam nama yang kembali diusulkan antara lain K.H. Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Jenderal Besar H.M. Soeharto (Jawa Tengah), K.H. Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan K.H. Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sedangkan empat nama baru tahun ini adalah Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Prof. Dr. Midian Sirait (Sumatera Utara), dan K.H. Yusuf Hasim (Jawa Timur).
- Penulis :
- Arian Mesa