
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri menargetkan penyelesaian perjanjian dagang Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) pada pertengahan tahun 2025, sebagai bagian dari strategi menghadapi ketidakpastian perdagangan global.
Pernyataan ini disampaikan dalam seminar bertajuk "New Geopolitical Context: Trade as an Opportunity for Stronger Indonesia-EU Ties" yang digelar di Jakarta pada Rabu, 16 April 2025, dan dihadiri sekitar 60 peserta, termasuk delegasi Parlemen Eropa dan anggota Indonesian Youth Diplomacy.
I-EU CEPA sebagai Kemitraan Strategis Jangka Panjang
Menurut Roro, I-EU CEPA bukan hanya perjanjian perdagangan, tetapi juga bentuk kemitraan strategis yang mendukung pembangunan berkelanjutan dan mencerminkan nilai kerja sama antara kedua pihak.
"Presiden Prabowo berkomitmen untuk terus mendorong diplomasi, solidaritas regional, dan diversifikasi jangka panjang dalam perdagangan internasional," ujar Roro.
Perjanjian ini diharapkan memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan Indonesia, serta menciptakan lapangan kerja di tengah ketidakpastian akibat kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump.
Indonesia menargetkan kemudahan ekspor untuk komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit, alas kaki, tekstil, produk kayu, kopi, dan hasil perikanan.
Di sisi lain, Indonesia juga membuka peluang untuk memasukkan produk potensial dari Uni Eropa ke pasar domestik.
Tekanan Regulasi dan Momentum Politik
Roro menekankan pentingnya adanya konsesi nyata dari Uni Eropa terhadap berbagai hambatan ekspor Indonesia, seperti Peraturan Deforestasi Uni Eropa (EUDR), Mekanisme Penyesuaian Perbatasan Karbon (CBAM), Arahan Energi Terbarukan (RED II), dan Peraturan Pengiriman Limbah (EUWSR).
Ia juga menggarisbawahi bahwa dinamika geopolitik global harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk menyelesaikan perbedaan dan mempercepat finalisasi kesepakatan.
Vice President INTA, Kathleen van Brempt, menyatakan bahwa Indonesia dan Uni Eropa telah mengambil langkah tepat dalam menavigasi ketidakpastian global.
Ia menambahkan bahwa kedua pihak perlu tetap tenang namun siaga dalam memanfaatkan setiap peluang yang muncul demi kepentingan bersama.
- Penulis :
- Gian Barani