Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

DPRD Soroti Kebocoran Pendapatan Parkir Jakarta, Potensi Rp600 Miliar Belum Tergarap

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

DPRD Soroti Kebocoran Pendapatan Parkir Jakarta, Potensi Rp600 Miliar Belum Tergarap
Foto: Pendapatan dari sektor parkir di Jakarta dinilai masih jauh dari potensi maksimalnya karena masalah kebocoran dan kerusakan infrastruktur.

Pantau - Legislator DPRD DKI Jakarta menyoroti rendahnya pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor parkir yang dinilai belum tergarap maksimal, meskipun potensinya sangat besar.

Anggota Panitia Khusus (Pansus) Perparkiran DPRD DKI Jakarta, Taufik Zoelkifli, menyatakan bahwa terdapat kebocoran serius di sektor parkir, terutama dari retribusi parkir di jalan.

"Potensinya besar, terutama di jalan karena itu ada retribusi," kata Taufik di Jakarta, Selasa.

Menurut perhitungan Wakil Ketua Pansus Perparkiran, potensi PAD dari sektor parkir pinggir jalan bisa mencapai lebih dari Rp600 miliar.

Namun, pendapatan yang tercatat oleh Unit Pengelola Perparkiran Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2024 hanya sebesar Rp8,9 miliar.

Taufik juga menambahkan bahwa kebocoran ini terjadi karena maraknya parkir liar yang tidak masuk dalam pendapatan resmi DKI Jakarta.

"Kebocoran juga dari maraknya parkir liar di jalan yang tidak masuk ke PAD DKI Jakarta," ujarnya.

Kerusakan Mesin TPE Turut Perburuk Pendapatan

Selain parkir liar, banyak mesin Terminal Parkir Elektronik (TPE) di 31 ruas jalan Jakarta mengalami kerusakan parah.

Dari 201 mesin TPE yang dipasang, hanya 64 unit yang masih berfungsi, sedangkan 137 mesin lainnya dalam kondisi rusak.

Kepala Unit Pengelola Perparkiran Dishub DKI Jakarta, Adji Kusambarto, menjelaskan bahwa kerusakan mesin TPE turut menjadi penyebab utama turunnya pendapatan parkir dari Rp18 miliar menjadi Rp8,9 miliar.

"Saat ini banyak TPE yang sudah tidak berfungsi," kata Adji.

Sejak penerapan TPE pada tahun 2016, pendapatan awal dari sistem ini hanya sekitar Rp7 miliar, lalu meningkat pada tahun 2017 hingga 2019 mencapai lebih dari Rp18 miliar.

Namun, akibat pandemi COVID-19 dan kerusakan mesin, pendapatan sektor ini menurun drastis:

  • Tahun 2020 menjadi Rp13 miliar
  • Tahun 2021 menjadi Rp10 miliar
  • Tahun 2022 dan 2023 masing-masing Rp9 miliar
  • Tahun 2024 menjadi Rp8,9 miliar

"Ini dikarenakan mesin rusak dan suku cadang susah karena harus didatangkan dari luar negeri," ujar Adji.

Penulis :
Arian Mesa