Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Laba Bersih BCA Tembus Rp14,1 Triliun pada Kuartal I 2025

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Laba Bersih BCA Tembus Rp14,1 Triliun pada Kuartal I 2025
Foto: Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers virtual di Jakarta (sumber: Tangkapan Layar).

Pantau - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) bersama entitas anak usaha membukukan laba bersih sebesar Rp14,1 triliun pada kuartal I 2025, naik 9,8 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan capaian ini dalam konferensi pers virtual yang digelar di Jakarta pada hari Rabu.

Kenaikan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 7,1 persen (yoy) menjadi Rp21,1 triliun.

Pendapatan selain bunga turut mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,1 persen (yoy), mencapai Rp6,8 triliun.

Total pendapatan operasional bank tercatat sebesar Rp27,9 triliun, meningkat 7,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Rasio cost to income berhasil dijaga pada level efisien yaitu 28,5 persen.

Kredit dan Pendanaan Tumbuh Signifikan

Total kredit yang disalurkan BCA meningkat 12,6 persen (yoy) menjadi Rp941 triliun, didorong oleh ekspansi pembiayaan ke berbagai sektor.

Jahja menyebutkan bahwa momentum Ramadhan dan Idul Fitri 2025 memberikan dampak positif terhadap penyaluran kredit hingga akhir Maret 2025.

Kegiatan tahunan "BCA Expoversary 2025" juga turut memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan penyaluran kredit.

Pendanaan berkelanjutan yang kuat menjadi pendorong tambahan dalam pertumbuhan kredit, tercermin dari pertumbuhan dana inti berupa giro dan tabungan (CASA) sebesar 8,3 persen (yoy) mencapai Rp979 triliun.

CASA menyumbang sekitar 82 persen dari total dana pihak ketiga (DPK), menunjukkan efisiensi dalam struktur pendanaan bank.

Sementara itu, rasio loan at risk (LAR) berada di level 6 persen, dan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 2 persen.

Rasio pencadangan atas NPL berada di angka 180,5 persen, sedangkan pencadangan LAR mencapai 66,5 persen, menunjukkan pengelolaan risiko yang tetap konservatif.

Penulis :
Arian Mesa