billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Gencarkan Diplomasi Perdagangan Global untuk Perkuat Daya Saing Ekspor

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Pemerintah Gencarkan Diplomasi Perdagangan Global untuk Perkuat Daya Saing Ekspor
Foto: Indonesia Perluas Akses Ekspor ke BRICS, CPTPP, dan Uni Eropa sebagai Strategi Hadapi Tekanan Tarif AS(Sumber: ANTARA/HO-Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian)

Pantau - Pemerintah Indonesia tengah memperluas jangkauan pasar ekspor ke negara-negara anggota BRICS dan negara dalam CPTPP (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership) sebagai respons terhadap kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa langkah ini merupakan strategi Indonesia untuk membuka pasar baru di tengah ketidakpastian global.

"‌Indonesia baru masuk menjadi BRICS dan ini juga menjadi akses pasar yang baru dan juga aksesi Indonesia di dalam CPTPP. Nah itu akan membuka pasar baru, baik itu UK, kemudian Meksiko, dan beberapa negara Latin Amerika lain," ujar Airlangga.

Perluasan pasar ini juga dikaitkan dengan percepatan penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA), yang kini semakin terbuka untuk diselesaikan setelah dorongan dari Komisioner IEU-CEPA.

Menurut Airlangga, ketiga pasar—BRICS, CPTPP, dan Uni Eropa—menjadi bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk menghadapi tekanan tarif dari AS dan memperkuat posisi ekspor nasional.

Negosiasi dengan AS: Indonesia Ajukan Lima Kepentingan Utama

Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat, Pemerintah Indonesia melanjutkan negosiasi perdagangan bilateral dengan mengajukan proposal kerja sama yang mencakup lima kepentingan nasional.

Kelima fokus tersebut adalah pemenuhan kebutuhan energi, akses pasar ekspor yang kompetitif, deregulasi usaha domestik, penguatan rantai pasok industri strategis dan mineral kritis, serta kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi di sektor kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.

Pendekatan ini mendapat respons positif dari sejumlah pejabat tinggi AS, termasuk perwakilan dari United States Trade Representative (USTR), Kementerian Keuangan AS, dan Kementerian Perdagangan AS.

"‌Dialog dan pembahasan teknis detail (negosiasi) akan dilakukan dalam dua minggu ke depan," kata Airlangga.

Indonesia juga dinilai sebagai salah satu negara pertama yang memberikan respons aktif terhadap negosiasi dengan AS, yang bisa menjadi keunggulan tersendiri dalam pembahasan mendatang.

Pemerintah telah membentuk kelompok kerja (working group) khusus untuk mempercepat pembahasan lima sektor prioritas tersebut.

Dalam forum multilateral, Indonesia tetap menegaskan komitmennya terhadap perdagangan yang adil dan setara serta menolak konsep zero-sum game dalam kerja sama ekonomi internasional.

Penulis :
Balian Godfrey