Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Pemerintah Kaltara Siapkan Dokter Terbang untuk Layani Daerah 3T, Gubernur: Semua Dibiayai APBD

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Pemerintah Kaltara Siapkan Dokter Terbang untuk Layani Daerah 3T, Gubernur: Semua Dibiayai APBD
Foto: Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang (sumber: DKISP Kaltara)

Pantau - Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) meluncurkan inovasi baru di bidang pelayanan kesehatan melalui program "dokter terbang" yang menyasar daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan sejumlah dokter spesialis yang akan diterbangkan ke berbagai kecamatan untuk memberikan layanan pengobatan gratis kepada masyarakat.

"Kami biayai semua dari APBD dan ini adalah bentuk komitmen kami untuk memastikan masyarakat Kaltara, terutama yang berada di daerah 3T, mendapat layanan kesehatan yang layak," kata Zainal dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR RI dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin.

Program "dokter terbang" ini akan dijalankan secara berkala dengan frekuensi penerbangan dua bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan kesehatan serta memberikan pengobatan kepada masyarakat yang sulit menjangkau fasilitas kesehatan.

Tantangan Ketersediaan Dokter Spesialis di Wilayah Perbatasan

Gubernur Zainal mengungkapkan bahwa salah satu tantangan besar dalam pemenuhan layanan kesehatan di Kaltara adalah kekurangan dokter spesialis.

Meskipun Pemerintah Provinsi telah berupaya memprioritaskan pendidikan tenaga medis, di antaranya melalui pendirian Fakultas Kedokteran di Universitas Borneo yang baru memasuki semester ketiga, kebutuhan tenaga kesehatan profesional, khususnya dokter spesialis, masih sangat tinggi.

"Harapan kami adalah putra-putri lokal Kaltara bisa menjadi dokter karena mereka sudah lebih memahami kondisi alam dan tantangan di sini. Kami juga berharap dukungan dari Komisi II DPR RI untuk memperjuangkan tenaga kesehatan untuk wilayah perbatasan ini," ujarnya.

Zainal juga menyoroti permasalahan yang kerap muncul, yaitu dokter spesialis yang telah mendapat biaya pelatihan dari APBD namun memilih meninggalkan Kaltara karena tidak tahan dengan kondisi daerah perbatasan.

Ia berharap di masa mendatang lebih banyak tenaga medis yang benar-benar berkomitmen untuk mengabdi dan bertahan di wilayah perbatasan.

Penulis :
Arian Mesa