
Pantau - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meminta Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) untuk lebih memperhatikan aspek desain dan keamanan konstruksi Flyover Sitinjau Lauik yang akan menghubungkan Kota Padang dan Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Ia menegaskan bahwa karena Sumbar merupakan daerah rawan gempa, maka seluruh pembangunan infrastruktur besar seperti jembatan dan jalan harus mengikuti tata kelola dan standar teknis yang ketat.
"Mengingat Sumbar merupakan daerah rawan gempa, jadi apapun yang dibangun termasuk infrastruktur besar seperti jembatan, jalan dan sebagainya harus sesuai dengan tata kelola yang ada," ujarnya di Padang, Sabtu.
BPJN diminta berkoordinasi dengan Kementerian PU dan pihak terkait lainnya di Jakarta untuk memastikan desain flyover aman dan tepat guna.
Flyover Diharapkan Tingkatkan Ekonomi dan Kurangi Kecelakaan
Menteri Dody juga menekankan pentingnya menyiapkan rest area di sepanjang Jalan Layang Sitinjau Lauik yang memperhatikan kebutuhan masyarakat sekitar dan membuka peluang bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal.
"Jadi walaupun ini membuat sesuatu yang bagus, yang baru, namun masyarakat sekitar yang terdampak langsung proyek ini jangan sampai kelaparan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa pembangunan Jalan Layang Sitinjau Lauik bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sumbar secara berkelanjutan.
Ruas Sitinjau Lauik merupakan jalur utama menuju Pelabuhan Teluk Bayur, dan pembangunan flyover diharapkan dapat memperlancar mobilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Padang dan sekitarnya.
Proyek ini juga menjadi solusi jangka panjang atas tingginya angka kecelakaan yang selama ini kerap terjadi di ruas jalan tersebut.
"Semoga pada tahun ini pembangunan konstruksi flyover benar-benar dapat terlaksana," harap Menteri PU.
- Penulis :
- Gian Barani