Pantau - Sebanyak 100 warga Badui Dalam menempuh perjalanan kaki sejauh 160 kilometer dari pedalaman Lebak ke Kota Serang untuk mengikuti upacara Seba, sebagai bentuk syukur atas hasil bumi dan menjalin silaturahmi dengan Gubernur Banten serta pejabat daerah.
Upacara Seba digelar pada 2–3 Mei 2025 di Kabupaten Lebak dan dilanjutkan ke Pemerintah Provinsi Banten.
Dari total 1.769 peserta Seba, warga Badui Dalam hadir mengenakan busana putih dan ikat kepala putih (lomar), khas masyarakat adat yang masih memegang teguh aturan leluhur.
Berbeda dengan Badui Luar, warga Badui Dalam tidak menggunakan kendaraan maupun alat elektronik selama perjalanan.
Gubernur Banten Andra Soni bersama Bupati Lebak Hasbi Asyidiki turut menyambut kedatangan mereka dan menerima hasil bumi seperti pisang, talas, tepung laksa, gula aren, dan sayuran yang dibawa sebagai persembahan.
Seba Gede: Pelestarian Tradisi, Pelaporan Tahunan, dan Penjaga Hutan Badui
Tradisi Seba dilakukan setelah berakhirnya masa Kawalu, yakni masa puasa dan penyucian diri selama tiga bulan yang membuat wilayah Badui Dalam tertutup untuk wisatawan.
Selain sebagai ritual adat, Seba menjadi sarana untuk menjaga hutan lindung Badui seluas 52.000 hektare dan sebagai ajang pelaporan kondisi masyarakat selama setahun terakhir kepada pemerintah.
Perjalanan pulang juga dilakukan dengan berjalan kaki, menjadikan total perjalanan mencapai 180 kilometer pulang-pergi.
Warga menyatakan kebahagiaan bisa menjalankan titah leluhur dan menjaga silaturahmi dengan pemerintah.
Tahun ini, perayaan Seba disebut sebagai Seba Gede atau Seba Besar karena diikuti ribuan warga dan berlangsung secara lancar dan khidmat.
- Penulis :
- Balian Godfrey
