
Pantau - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, memberikan apresiasi terhadap sistem pengelolaan sampah yang diterapkan Pemerintah Kota Surabaya dalam forum Musyawarah Nasional (Munas) VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2025.
Kegiatan yang digelar di Surabaya tersebut mengangkat tema "Indonesia Darurat Sampah. Bagaimana Strategi Penanganannya?" dan menjadi ajang diskusi strategi penanganan sampah di perkotaan.
Hanif menyebut bahwa upaya Surabaya yang menargetkan 500 Rukun Warga (RW) memiliki sistem pengolahan sampah mandiri patut menjadi contoh bagi kota-kota lain.
Ia menilai bahwa langkah Surabaya dapat mendukung pencapaian target pengelolaan sampah nasional, yang pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 51 persen.
Saat ini, berdasarkan data dari sistem informasi pengolahan sampah nasional, Indonesia baru mengelola sekitar 39,1 persen atau 22,9 juta ton dari total 56,6 juta ton sampah pada tahun 2023.
Perlu Inovasi dan Edukasi untuk Capai Target Nasional
Hanif menekankan pentingnya pendekatan yang serius terhadap masyarakat dan pemilik kawasan dalam pengelolaan sampah.
"Komunikasi, informasi, dan edukasi adalah fondasi penting yang harus dibangun dengan benar," ujarnya.
Menurutnya, jika pengelolaan sampah kota bisa dituntaskan, maka pengelolaan sampah nasional akan relatif lebih mudah diselesaikan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pengurus Apeksi, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa sampah merupakan salah satu faktor utama dalam permasalahan kota.
Eri juga menegaskan bahwa penyelesaian masalah sampah membutuhkan inovasi serta keberanian dari kepala daerah.
"Munas Apeksi adalah bentuk tanggung jawab dan solusi bagi kepala daerah untuk mengatasi permasalahan kota masing-masing," ujar Eri.
Ia menambahkan bahwa Apeksi menjadi jembatan penting bagi kepala daerah untuk berbagi inovasi dalam menangani persoalan sampah.
- Penulis :
- Arian Mesa