
Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah menerapkan skema filial untuk mengatasi keterbatasan kapasitas gudang Bulog saat puncak masa panen raya.
Skema ini memungkinkan Bulog membeli gabah dari petani, lalu menggilingnya melalui mitra pihak ketiga, dan hasil beras disimpan sementara di gudang milik penggiling yang ditunjuk sebagai mitra Bulog.
Langkah ini diambil karena gudang Bulog telah mencapai kapasitas maksimum, bahkan setelah menyewa gudang eksternal tambahan.
"Ini adalah keinginan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) bagaimana hasil panen tidak boleh tidak ditampung, bagaimana petani yang panen tidak boleh harganya jatuh dengan cara mengantisipasi ini semua," kata Sudaryono, Sabtu (10/5/2025).
Gudang Baru Disiapkan, Skema Filial Jaga Penyerapan dan Harga Petani
Wamentan menekankan bahwa skema filial penting untuk memastikan penyerapan gabah terus berjalan dan harga di tingkat petani tetap stabil.
Pemerintah saat ini sedang mengidentifikasi wilayah-wilayah yang diprediksi mengalami lonjakan panen dan memerlukan tambahan kapasitas penyimpanan dalam waktu dekat.
Selain skema jangka pendek tersebut, pemerintah juga menyiapkan pembangunan gudang baru secara terencana untuk mendukung peningkatan produksi yang dihasilkan dari program seperti pompanisasi, pipanisasi, dan optimalisasi lahan.
"Mau tidak mau, suka tidak suka maka kita harus bangun gudang. Nah ini yang lagi diidentifikasi mana yang sudah urgen langsung kita bikin," jelas Wamentan.
Saat ini, Bulog telah menyerap 2 juta ton setara beras, sementara total cadangan beras nasional di bawah pengelolaan Bulog telah mencapai 3,6 juta ton termasuk stok tahun lalu.
Cadangan tersebut menjadi fondasi penting dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
- Penulis :
- Balian Godfrey