
Pantau - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof. Fatma Lestari, mewakili Indonesia dalam konferensi World Intellectual Property Organization (WIPO) di Jenewa, Swiss.
Prof. Fatma tampil dalam sesi panel ketiga yang mengangkat tema Inovasi untuk Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja, dengan fokus pada peran teknologi dalam memperkuat sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia.
Ia memaparkan pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Virtual Reality (VR), dan Internet of Things (IoT) untuk sektor berisiko tinggi, seperti pertambangan, manufaktur, dan konstruksi.
Inovasi Digital Indonesia Dapat Sorotan Dunia
Prof. Fatma yang juga menjabat Kepala Pusat Pengurangan Risiko Bencana (DRRC) UI, menekankan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual guna menjaga keberlanjutan inovasi K3.
Beberapa inovasi yang diperkenalkan termasuk aplikasi edurisk untuk pelatihan dan tanggap darurat berbasis mobile, serta Hospital Safety Index (HIS) berupa checklist kesiapsiagaan rumah sakit terhadap bencana.
Ia menyampaikan bahwa komitmen Indonesia terhadap K3 menjadi bagian dari pembangunan berkelanjutan dan kerja sama global untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Indonesia, dengan populasi 284,4 juta jiwa dan sekitar 208,54 juta penduduk bekerja, menghadapi tantangan besar mengingat angka kecelakaan kerja yang masih tinggi menurut data BPJS Ketenagakerjaan.
Teknologi seperti AI dan IoT dinilai dapat memberikan solusi prediktif seperti deteksi bahaya, SOP otomatis, dan pengambilan keputusan berbasis data.
Konferensi WIPO tahun 2025 mengangkat tema Peran Hak Kekayaan Intelektual dan Inovasi dalam Mengatasi Tantangan Kesehatan Global, diikuti lebih dari 200 negara.
Acara ini dibuka dan ditutup oleh Hasan Kleib, Deputy Director General WIPO asal Indonesia.
- Penulis :
- Gian Barani










