billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KCBN Muarajambi Ditunjuk Jadi Lokasi Perayaan Waisak 2025 di Jambi

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

KCBN Muarajambi Ditunjuk Jadi Lokasi Perayaan Waisak 2025 di Jambi
Foto: Gubernur Jambi Al Haris (sumber: Diskominfo Jambi)

Pantau - Pemerintah Provinsi Jambi menetapkan Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi sebagai lokasi utama perayaan Waisak 2025 bagi umat Buddha di wilayah tersebut.

Gubernur Jambi, Al Haris, menyampaikan apresiasi kepada umat Buddha yang ikut merayakan hari raya Waisak dan menegaskan bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat Jambi.

"Saya menyampaikan rasa hormat dan apresiasi selamat merayakan hari raya," ujar Al Haris dalam pernyataannya di Jambi, Senin (12/5/2025).

Puncak perayaan Waisak di Jambi dijadwalkan berlangsung di hari yang sama di kompleks KCBN Muarajambi.

Al Haris memastikan dirinya akan hadir langsung sebagai kepala daerah dalam perayaan tersebut sebagai bentuk penghormatan atas perayaan keagamaan umat Buddha.

Candi Kedaton Jadi Pusat Perayaan dan Peringatan Sejarah

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, Agus Widiatmoko, menyebut bahwa Candi Kedaton yang berada dalam kawasan KCBN Muarajambi akan menjadi pusat kegiatan perayaan Waisak.

Ia juga menambahkan bahwa Balai Pelestarian Kebudayaan setempat siap memfasilitasi jalannya kegiatan, mulai dari persiapan tempat, pengurusan izin dari Kementerian Kebudayaan, hingga izin keramaian dari pihak berwenang.

"Setiap tahun Kawasan Cagar Budaya Nasional Muarajambi menjadi lokasi perayaan Waisak bagi umat Buddha di provinsi itu," jelas Agus.

Tahun ini, tema yang diusung dalam perayaan adalah "Tingkatkan pengendalian diri dan kebijaksanaan mewujudkan perdamaian dunia."

Selain sebagai perayaan Waisak, acara tahun ini juga menjadi momentum penting dalam memperingati 1000 tahun kembalinya Atisha dari Swarna Dwipa.

Hari Waisak sendiri merupakan hari suci bagi umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting: kelahiran, pencapaian pencerahan sempurna, dan wafatnya Sang Buddha Gautama.

Penulis :
Arian Mesa