
Pantau - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) melaporkan progres pembangunan fisik Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan telah mencapai 9,8 persen per April 2025.
Dalam proyek ini, lebih dari 50 persen tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal yang turut mendukung peningkatan kapabilitas sumber daya manusia setempat.
Proyek strategis multifungsi
Bendungan Jenelata dirancang dengan kapasitas tampung 223,6 juta meter kubik dan berfungsi sebagai pengendali banjir dari Sungai Jenelata yang kerap meluap di wilayah Gowa dan Makassar.
Debit banjir akan ditekan dari 1.037 m³/detik menjadi 686 m³/detik dengan daya kendali hingga 50 tahun.
Selain itu, bendungan ini menyediakan air irigasi untuk lebih dari 25.000 hektare lahan pertanian, mendukung pola tanam Padi–Padi–Palawija dan meningkatkan indeks pertanaman hingga 300 persen.
Dukung energi bersih dan pariwisata
Proyek ini memanfaatkan teknologi Building Information Modeling (BIM) serta mengusung prinsip Environmental, Social, Governance (ESG) dengan penggunaan panel surya dan kendaraan listrik selama konstruksi.
Bendungan juga memiliki potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 7 megawatt dan akan memasok air baku 6,05 m³/detik ke Makassar, Gowa, Maros, Takalar, serta sektor industri seperti pabrik gula di Takalar.
Kawasan sekitar bendungan turut dirancang sebagai destinasi wisata air dan kuliner berbasis komunitas untuk mendorong ekonomi lokal.
WIKA: Infrastruktur untuk masa depan bangsa
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito menegaskan bahwa WIKA bukan hanya kontraktor, tetapi pionir ESG di sektor konstruksi.
“Melalui proyek Bendungan Jenelata, kami yakin bahwa infrastruktur yang dibangun dengan kesadaran lingkungan dan kemanfaatan sosial akan menjadi investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Agung juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, investor, BUMN, mitra kerja, dan masyarakat dalam proyek ini.
- Penulis :
- Balian Godfrey