HOME  ⁄  Nasional

Indonesia Dorong Ketertarikan Terhadap Bahasa Indonesia di Korea Melalui Program BIPA

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Indonesia Dorong Ketertarikan Terhadap Bahasa Indonesia di Korea Melalui Program BIPA
Foto: Arsip foto - Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Korea Selatan (Korsel), Umar Hadi, dalam pembukaan kuliah virtual BIPA semester genap tahun ajaran 2021 untuk pelajar HUFS di Kampus Global, Kota Yongin, Korea Selatan (sumber: Kedubes RI Seoul)

Pantau - Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul mendorong promosi bahasa dan budaya Indonesia di Korea Selatan sebagai bentuk upaya menciptakan keseimbangan di tengah tingginya antusiasme masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea.

Berdasarkan Survei Hallyu Luar Negeri 2024 yang dirilis oleh Pemerintah Korea Selatan pada akhir tahun lalu, Indonesia tercatat sebagai negara asing dengan tingkat ketertarikan tertinggi terhadap Korea, mencapai 86,3 persen.

Ketertarikan tersebut dipicu oleh budaya populer Korea seperti drama, musik, kuliner, dan kosmetik, yang menyebar luas di masyarakat Indonesia.

Namun, minat masyarakat tidak hanya terbatas pada aspek hiburan, melainkan juga meluas ke bidang bahasa.

Berbeda dengan produk budaya lainnya yang bisa langsung dikonsumsi, Bahasa Korea membutuhkan proses pembelajaran agar dapat dipahami dan digunakan.

Sebagai respon atas fenomena ini, pemerintah Indonesia menggencarkan diplomasi budaya dengan mempromosikan Bahasa Indonesia di Korea Selatan melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).

Program BIPA dan Upaya Diplomasi Bahasa

Program BIPA merupakan salah satu program unggulan KBRI Seoul yang bertujuan memperkenalkan Bahasa Indonesia secara luas di kalangan warga negara Korea.

"Jadi kita berusaha untuk mengimbangi bagaimana Bahasa Indonesia juga bisa booming di Korea," ujar Atase Pendidikan KBRI Seoul, Amaliah Fitriah, saat berbicara di hadapan peserta Indonesia Next Generation Journalist Network on Korea.

Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda yang diselenggarakan oleh Korea Foundation dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Seoul.

Menurut Amaliah, program BIPA Korea memiliki kedudukan yang setara dengan program King Sejong Institute yang mempromosikan Bahasa Korea di Indonesia.

Program BIPA Korea telah berlangsung sejak tahun 2021 dan dilaksanakan dua kali dalam setahun dengan durasi tiga bulan untuk setiap batch.

Saat ini, BIPA telah memasuki Batch ke-8 dengan jumlah peserta mencapai 950 orang, sebagian besar merupakan warga negara Korea.

Peserta juga berasal dari negara lain seperti Indonesia, Australia, dan Vietnam, mencerminkan jangkauan program yang semakin luas.

Pelaksanaan BIPA dilakukan secara daring agar lebih mudah diakses oleh peserta dari berbagai belahan dunia.

" Kami menyediakan learning management system atau LMS yang kami kembangkan sejak tahun 2023, sehingga warga negara Korea yang berada di manapun bisa belajar Bahasa Indonesia di KBRI Seoul," jelas Amaliah.

Kemudahan akses melalui pembelajaran daring ini memungkinkan Bahasa Indonesia untuk menjangkau khalayak internasional secara lebih efektif.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Tria Dianti