Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ahli Gizi Sebut MBG Dorong Perubahan Gizi dan Pemberdayaan Ekonomi di Tambolaka

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Ahli Gizi Sebut MBG Dorong Perubahan Gizi dan Pemberdayaan Ekonomi di Tambolaka
Foto: Program MBG dinilai berdampak nyata di NTT, ubah pola konsumsi dan ciptakan lapangan kerja(Sumber: ANTARA/HO-Tim Media Presiden Prabowo/pri.)

Pantau - Ahli Gizi di Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tambolaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Albertina Susana Momo menyatakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membawa dampak nyata bagi anak-anak sekolah dan masyarakat di wilayah tersebut.

Menurutnya, MBG berhasil mengubah pola konsumsi siswa dengan menyajikan makanan sehat dan bergizi seimbang, sekaligus membuka lapangan kerja bagi masyarakat lokal.

Dapur MBG di Tambolaka mengandalkan bahan pangan lokal dalam setiap menunya, seperti jagung yang kaya akan karbohidrat, serat, protein, kalsium, dan vitamin.

Selain jagung, dapur MBG juga menyajikan beras sebagai karbohidrat utama, ayam, telur, dan ikan sebagai sumber protein hewani, serta tempe, tahu, dan aneka sayur lokal sebagai pelengkap gizi.

MBG Ubah Pola Pikir Gizi Keluarga dan Dorong Lapangan Kerja Baru

Albertina menyampaikan bahwa pendekatan dapur MBG tak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, tetapi juga berdampak pada perubahan pola konsumsi di tingkat rumah tangga.

"Semoga dengan ini juga, orang tua lebih membuka pola pikir mereka, di mana mereka ‘oh, ternyata makanan yang baik untuk anak saya itu seperti ini dan seperti itu," ujarnya.

Program MBG juga memberikan dampak ekonomi, termasuk menciptakan peluang kerja bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan tetap.

"Contohnya, juga buat kami tenaga gizi yang masih menganggur, terus akuntansi yang masih menganggur, untuk masyarakat yang luas contohnya untuk ibu-ibu mereka yang belum ada pekerjaan, jadi mereka bisa bekerja di dapur," tambah Albertina.

Ia menekankan bahwa keberhasilan MBG di Tambolaka merupakan hasil dari pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir—mulai dari petani ke dapur, dan dari dapur ke rumah tangga.

Menurutnya, sinergi tersebut menjadi contoh nyata bagaimana kebijakan pangan nasional dapat terhubung langsung dengan misi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan.

Penulis :
Balian Godfrey