
Pantau - Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia menilai bahwa pertemuan antara Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah bagian dari budaya silaturahmi yang harus dijaga.
Silaturahmi Dinilai Sesuai Nilai Keagamaan dan Tradisi Politik
Bahlil menyebut bahwa silaturahmi merupakan tindakan yang mempererat hubungan antarsesama dan dianjurkan oleh semua agama.
“Kalau kita melihat dari makna Iduladha, Nabi Ibrahim alaihi salam itu 'kan salah satu di antaranya menjalankan silaturahmi. Jadi, pertemuan Megawati dan Dasco enggak ada yang salah.”
Meski demikian, Bahlil enggan mengomentari lebih jauh isi atau substansi pertemuan dua tokoh partai besar tersebut.
Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, dan dihadiri juga oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Momen itu dibagikan melalui akun Instagram @prasetyo_hadi yang menautkan akun @sufmi_dasco, disertai keterangan “Diterima langsung oleh presiden ke-5 RI Ibu Megawati Soekarnoputri di kediamannya beberapa hari lalu.”
Akun resmi Dasco turut mengungkapkan rasa hormat dan terima kasih atas wejangan Megawati demi kepentingan bangsa di bawah pemerintahan Presiden Prabowo.
“Kami mendapatkan wejangan dan masukan demi kepentingan bangsa dan negara saat ini di bawah kepemimpinan Pak Prabowo.”
Dalam unggahan tersebut, tampak Megawati duduk bersama Puan Maharani sembari memperhatikan sebuah berkas, sementara Dasco dan Prasetyo duduk bersebelahan mengamati dialog.
Prasetyo Hadi belum memberikan komentar resmi saat dikonfirmasi terkait isi pembicaraan tersebut, termasuk soal isu reshuffle kabinet.
Isu Reshuffle Menguat, Evaluasi Kabinet Dinilai Mendesak
Pertemuan Megawati dan Dasco berlangsung di tengah menguatnya isu reshuffle Kabinet Merah Putih.
Isu ini kembali mencuat setelah sejumlah tokoh menyuarakan perlunya penyegaran dalam struktur kabinet.
Salah satu yang paling vokal adalah aktivis senior Rocky Gerung yang menyarankan adanya perubahan menyeluruh.
“Harus ada reshuffle, lumpuhkan kabinet, isi dengan energi baru.”
Hingga saat ini, Istana belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kemungkinan perombakan kabinet.
Sejumlah pengamat politik memprediksi bahwa evaluasi kabinet bisa terjadi dalam waktu dekat, mengingat dorongan publik untuk menghadirkan wajah-wajah baru yang lebih kompeten di pemerintahan Presiden Prabowo.
- Penulis :
- Balian Godfrey