HOME  ⁄  Nasional

Inflasi AS yang Rendah Dorong Penguatan Rupiah ke Level Rp16.252 per Dolar

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Inflasi AS yang Rendah Dorong Penguatan Rupiah ke Level Rp16.252 per Dolar
Foto: Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS setelah inflasi AS dirilis lebih rendah dari ekspektasi(Sumber: ANTARAFOTO/Rivan Awal Lingga/foc/pri.)

Pantau - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan Kamis pagi (12/6/2025), ditopang oleh sentimen global setelah rilis data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan pasar.

Rupiah tercatat menguat 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.252 per dolar AS, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.260 per dolar AS.

Penguatan ini terjadi seiring dengan angka inflasi AS bulan Mei 2025 yang naik 2,4 persen secara tahunan (year on year), masih lebih rendah dari ekspektasi ekonom sebesar 2,5 persen.

Inflasi inti (core inflation) juga tercatat naik 2,8 persen yoy, di bawah proyeksi pasar yang berada di angka 2,9 persen.

Sentimen Positif Global dan Faktor Domestik Dorong Optimisme

Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan: "Hari ini rupiah diperkirakan masih akan melanjutkan penguatan terhadap dolar AS, dipengaruhi oleh sentimen global yang positif, yaitu angka inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan pasar, sehingga memberikan optimis atas penurunan suku bunga oleh The Fed".

Presiden AS Donald Trump turut merespons data ini dengan menyerukan agar The Fed memangkas suku bunga sebesar 1 persen, yang turut memperkuat ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter.

Rully Nova menambahkan: "Angka inflasi AS di bawah perkiraan dikarenakan dampak kenaikan harga akibat tarif barang impor masih ditanggung oleh produsen AS dan juga stock yang masih berlimpah".

Selain faktor eksternal, penguatan rupiah juga didukung sentimen domestik berupa laporan keyakinan konsumen dari Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan menunjukkan perbaikan.

Menurut Rully, "Faktor yg mempengaruhi membaiknya keyakinan konsumen di antaranya stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintah dan peningkatan jumlah uang beredar. Perkiraan indeksnya naik jadi 123 per bulan Mei".

Penulis :
Balian Godfrey