
Pantau - Pemerintah Indonesia memulai pembangunan Tanggul Laut Raksasa (Giant Sea Wall) di Pantai Utara Jawa sebagai langkah strategis untuk menyelamatkan masa depan masyarakat dari dampak perubahan iklim.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan bahwa proyek ini tidak sekadar urusan infrastruktur, tetapi menyangkut kelangsungan hidup masyarakat dan eksistensi bangsa.
AHY menegaskan bahwa keputusan pembangunan Giant Sea Wall merupakan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia, yang disebutnya sebagai langkah berani untuk menyelamatkan jutaan rakyat di wilayah pesisir utara Jawa.
Dibangun Bertahap Selama 15–20 Tahun, Libatkan Satgas dan Badan Otorita
Pemerintah telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Giant Sea Wall Pantura Jawa guna mengoordinasikan proyek ini sesuai arahan Presiden.
Giant Sea Wall yang membentang sepanjang ±500 km dari Banten hingga Gresik telah dirancang sejak 1995 dan kini mulai direalisasikan.
Biaya pembangunan diperkirakan mencapai 80 miliar dolar AS dan akan dilaksanakan secara bertahap dalam kurun waktu 15 hingga 20 tahun ke depan.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa tidak akan ada penundaan dalam pelaksanaan proyek dan telah menginstruksikan pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa.
Presiden juga memerintahkan timnya untuk memulai roadshow serta mempercepat pembentukan lembaga otoritatif yang bertanggung jawab terhadap proyek ini.
Giant Sea Wall dirancang sebagai struktur besar di sepanjang garis pantai yang berfungsi mencegah erosi dan kerusakan akibat gelombang laut.
Di wilayah Jakarta, proyek ini dikenal dengan nama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD), yang fokus melindungi wilayah ibu kota dari banjir rob dan penurunan permukaan tanah.
- Penulis :
- Balian Godfrey