Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mentan Dorong Sri Lanka Perkuat Hilirisasi Kelapa Bersama Indonesia

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Mentan Dorong Sri Lanka Perkuat Hilirisasi Kelapa Bersama Indonesia
Foto: Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (kiri) menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Sri Lanka Dewi Agustina Tobing (tengah) dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Vietnam Denny Abdi (kanan) di Jakarta (sumber: Humas Kementan)

Pantau - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta Duta Besar RI untuk Sri Lanka, Dewi Agustina Tobing, memperkuat kerja sama hilirisasi kelapa dengan Sri Lanka untuk menciptakan nilai tambah dari komoditas tersebut.

Amran menyatakan bahwa hilirisasi sektor pertanian menjadi fokus utama pemerintah guna meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk dalam negeri, dengan kelapa sebagai prioritas utama karena ketersediaan bahan bakunya yang melimpah di Indonesia.

"Arahan Bapak Presiden sangat jelas, kita akan fokus pada hilirisasi sektor pertanian. Komoditas yang bahan bakunya tersedia melimpah, seperti kelapa, harus diprioritaskan," ujar Amran.

Potensi Ekspor dan Minat Investasi Sri Lanka

Amran menyoroti pergeseran pola konsumsi global, terutama di Tiongkok, dari susu ke santan dan produk kelapa seperti Virgin Coconut Oil (VCO), yang membuka peluang besar bagi Indonesia.

"Tiongkok mulai beralih dari susu ke VCO. Ini adalah berkah bagi Indonesia karena negara-negara Eropa tidak memiliki iklim yang memungkinkan untuk menanam kelapa," jelasnya.

Saat ini, Indonesia mengekspor sekitar 2 juta ton kelapa per tahun dalam bentuk bahan mentah dengan nilai sekitar Rp20 triliun.

"Kalau dihilirisasi, potensi nilainya bisa mencapai Rp40 triliun hingga Rp60 triliun. Ini yang ingin kita dorong ke depan," tambah Amran.

Dalam pertemuan dengan Dubes Dewi Agustina Tobing, turut dibahas potensi kolaborasi pengembangan industri olahan kelapa, mengingat perusahaan-perusahaan di Sri Lanka memiliki teknologi canggih untuk mengolah sabut dan batok kelapa.

"Perusahaan Sri Lanka sangat tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Mereka memiliki teknologi yang mampu mengolah seluruh bagian kelapa menjadi produk bernilai tinggi," kata Dewi.

Kolaborasi Lintas Komoditas dan Ketahanan Pangan

Selain kelapa, kerja sama juga menjangkau sektor teh. "Kami juga membahas pengolahan teh. Perusahaan di Sri Lanka tertarik untuk memanfaatkan teh Indonesia. Dengan pengolahan yang tepat, nilai produk teh kita bisa jauh lebih tinggi," jelas Dewi.

Dewi juga mengungkapkan bahwa capaian produksi beras Indonesia mendapat perhatian dari pemerintah Sri Lanka yang ingin mempererat kerja sama dalam bidang ketahanan pangan.

"Kami sudah sampaikan capaian produksi beras Indonesia kepada Presiden dan Menteri di Sri Lanka. Mereka sangat antusias dan ingin bekerja sama lebih erat dengan Indonesia yang saat ini dianggap sebagai lumbung pangan dunia," pungkasnya.

Penulis :
Arian Mesa