
Pantau - Pada Jumat, 13 Juni 2025, sejumlah peristiwa penting terjadi di sektor ekonomi nasional yang masih relevan disimak pada Sabtu pagi, termasuk langkah besar pemerintah dalam ekspor energi dan peningkatan produksi dalam negeri.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menandatangani nota kesepahaman (MoU) ekspor listrik bersih ke Singapura.
Kesepakatan ini mencakup kapasitas ekspor sebesar 3,4 gigawatt (GW) hingga tahun 2035, sebagai bagian dari strategi transisi energi dan penguatan kerja sama regional.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyampaikan target peningkatan produksi liquefied petroleum gas (LPG) nasional.
Pertamina menargetkan produksi mencapai 2,6 juta metric ton (MT) pada tahun 2025, sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada impor LPG.
UMKM Tambang dan Kolaborasi Fintech, OJK dan Apindo Soroti Implementasi dan Peluang
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyoroti rencana pemerintah yang membuka peluang pengelolaan tambang bagi UMKM.
Apindo menegaskan bahwa kebijakan ini membutuhkan eksekusi yang matang, pengawasan ketat, serta pendampingan intensif agar tambang dikelola secara berkelanjutan dan memberi nilai tambah.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga mengomentari potensi besar dari kolaborasi antara perbankan dan financial technology (fintech).
Kerja sama tersebut dinilai efektif dalam menjangkau segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta memperkuat fungsi intermediasi sistem keuangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut menyampaikan bahwa konflik antara Iran dan Israel belum berdampak langsung terhadap ekonomi Indonesia.
Namun, pemerintah tetap mewaspadai potensi dampak lanjutan, terutama pada volatilitas harga minyak dunia yang bisa memengaruhi stabilitas ekonomi domestik.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey