
Pantau - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, menyatakan bahwa kesepakatan antara Indonesia dan Singapura terkait pengembangan zona industri berkelanjutan di Kepulauan Riau membuka peluang besar bagi tenaga kerja di sektor energi baru terbarukan (EBT).
Fabby menilai kesepakatan ini akan menumbuhkan industri modul surya, baterai, serta berbagai industri pendukung lainnya di Indonesia.
Meski produksi modul surya bersifat otomatis dan menyerap tenaga kerja langsung dalam jumlah terbatas, industri pendukung dan rantai pasoknya dinilai akan menciptakan banyak lapangan kerja baru.
Kesepakatan ekspor listrik bersih sebesar 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura hingga tahun 2035 juga dinilai akan memberikan tambahan devisa dan mendatangkan investasi dalam sektor pembangkitan energi terbarukan.
Target Bauran Energi dan Investasi Puluhan Miliar Dolar
Fabby mencatat bahwa kesepakatan ini sejalan dengan target bauran energi baru terbarukan Indonesia sebesar 23 persen pada 2030, dengan proyeksi meningkat menjadi 46 persen pada tahun 2045.
Proyek ini mencakup kapasitas pembangkitan sebesar 3,2 GW (ac) atau 17 GWp (dc), dengan penyimpanan energi BESS sebesar 35,7 GWh yang akan mulai beroperasi secara bertahap dari tahun 2028 hingga 2032.
Nota kesepahaman (MoU) ditandatangani oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng pada Jumat, 13 Juni 2025.
Zona industri berkelanjutan akan berlokasi di Bintan, Batam, dan Karimun, Kepulauan Riau, serta mencakup kerja sama dalam teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS).
IESR memperkirakan bahwa total potensi investasi dari proyek ini mencapai 30–50 miliar dolar AS untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, serta 2,7 miliar dolar AS untuk manufaktur panel surya dan baterai.
Secara keseluruhan, kesepakatan ini diperkirakan akan membuka hingga 418 ribu lapangan kerja baru dalam sektor manufaktur, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan fasilitas energi surya dan baterai.
- Penulis :
- Balian Godfrey