Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Minyak Jelantah dari Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Jadi Biofuel dan Sumber Penghasilan Baru

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Minyak Jelantah dari Program Makan Bergizi Gratis Berpotensi Jadi Biofuel dan Sumber Penghasilan Baru
Foto: Kepala BGN Dadan Hindayana (paling kanan) dalam konferensi pers bersama BP Taskin tentang pembangunan 1.000 SPPG untuk wilayah 3T di Jakarta (sumber: ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)

Pantau - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa minyak jelantah bekas masak dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar energi terbarukan atau biofuel, sekaligus menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat.

Potensi Ekonomi Minyak Jelantah

Dadan menjelaskan bahwa setiap bulan, satu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) mengonsumsi sekitar 800 liter minyak goreng, dan sekitar 71 persennya menjadi minyak jelantah.

"Artinya sekitar 550 liter. Ini ditampung oleh pembeli, rata-rata harganya sekitar Rp7 ribu, jadi lumayan lahir satu entrepreneur yang bisa mengambil minyak jelantah dari SPPG-SPPG itu," ungkapnya.

Minyak jelantah tidak tercatat dalam pengeluaran resmi SPPG karena dianggap sebagai barang yang sudah selesai digunakan.

"Itu tidak dibukukan karena termasuk barang yang sudah selesai, sehingga kemudian berpotensi menjadi pendapatan. Bahkan, kalau ada pengusaha yang mau mengumumkan di satu kabupaten misalnya, minyak jelantah kemudian bisa ditampung dan diekspor atau bisa dijual untuk biofuel, itu sangat memungkinkan," ia mengungkapkan.

Menurutnya, potensi ekonomi dari pengelolaan minyak jelantah ini cukup besar jika dimanfaatkan secara optimal dan terintegrasi dengan program ekonomi sirkular.

Dukungan Penelitian dan Kebutuhan Industri

Potensi minyak jelantah sebagai bahan bakar biofuel telah terbukti dalam berbagai penelitian, termasuk untuk keperluan industri penerbangan internasional.

"Karena beberapa penerbangan internasional kan mewajibkan minimal satu persen menggunakan biofuel, dan itu lumayan, jadi yang menjadi pengusaha itu bisa dapat margin dari pembelian di SPPG, dan juga ke yang mengelola biofuel," ujarnya.

Dadan juga menyoroti dampak ekonomi sirkular lainnya dari Program MBG, khususnya dalam penciptaan lapangan kerja di sektor pengelolaan sampah dan limbah makanan.

"Kemudian terkait dengan sampah dan lain-lain, kalau satu pemasok bisa memperkerjakan dua sampai lima orang, artinya tenaga kerja yang tidak langsung di SPPG semakin banyak, saya kira ini akan sejalan dengan program percepatan pengentasan kemiskinan," tuturnya.

Penulis :
Arian Mesa