billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ahmad Muzani Puji Sikap Politik Luar Negeri Prabowo yang Dinilai Kian Berwibawa di Dunia Internasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ahmad Muzani Puji Sikap Politik Luar Negeri Prabowo yang Dinilai Kian Berwibawa di Dunia Internasional
Foto: Ahmad Muzani Puji Sikap Politik Luar Negeri Prabowo yang Dinilai Kian Berwibawa di Dunia Internasional(Sumber: ANTARA/Bagus Ahmad Rizaldi/pri.)

Pantau - Ketua MPR RI Ahmad Muzani menilai bahwa politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto semakin berwibawa dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional, terutama dalam perannya dalam perdamaian dunia.

Pujian untuk Sikap Presiden di Forum SPIEF 2025

Penilaian ini disampaikan Muzani usai Presiden Prabowo menjelaskan alasan ketidakhadirannya dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 saat berpidato di Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia.

Menurut Muzani, pernyataan Presiden Prabowo dalam forum internasional tersebut sudah tepat dan menunjukkan posisi Indonesia sebagai negara besar yang memperjuangkan perdamaian global.

"Kita sebagai bangsa besar makin bangga posisinya sebagai bangsa yang diperhitungkan dalam setiap upaya untuk mencapai perdamaian dunia," ungkapnya.

Muzani menyebut bahwa dalam konteks konflik Iran dan Israel, Indonesia tetap konsisten pada posisi nonblok dan bebas aktif.

Ia menyatakan bahwa Indonesia akan terus mendorong dialog serta aktif dalam setiap proses perdamaian tanpa berpihak pada blok manapun.

Tegaskan Diplomasi sebagai Jalan Utama

Ahmad Muzani mengingatkan agar Pemerintah tidak lelah dalam memperjuangkan perdamaian global di tengah kecenderungan negara-negara yang kini lebih mengandalkan kekuatan daripada semangat diplomasi.

"Diplomasi dan dialog adalah cara terbaik untuk kita menyelesaikan semua problem dan perbedaan yang ada di antara negara," ia menegaskan.

Sebelumnya, dalam pidatonya di SPIEF 2025, Presiden Prabowo menanggapi pertanyaan tentang ketidakhadirannya di KTT G7.

"Saya ditanya, mengapa saya tidak menghadiri (KTT) G7, tetapi saya menghadiri Saint Petersburg Forum 2025, itu bukan karena saya tidak menghormati G7, melainkan saya telah berkomitmen untuk menghadiri forum ini sebelum mereka (G7) mengundang saya," ujar Prabowo.

Prabowo juga meminta agar kehadirannya di SPIEF tidak diartikan sebagai bentuk keberpihakan terhadap blok tertentu.

Ia menegaskan bahwa garis politik luar negeri Indonesia tetap nonblok dan bebas aktif sesuai dengan prinsip dasar hubungan internasional Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan